[PORTAL-ISLAM.ID] Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan jumlah pimpinan MPR periode sekarang (2019-2024) yang mencapai 10.
"Jumlah pimpinan MPR 10, buat apa? Tugas konstitusionalnya tdk tiap saat. Yg reguler cuma sidang tahunan," kata Refly Harun di akun twitternya, Kamis (3/10/2019).
Seperti diketahui Ketua MPR terpilih Bambang Soesatyo dari Partai Golkar.
Sementara Wakil Ketua MPR terdiri dari 9 orang.
Semua partai politik yang lolos ke parlemen (9 parpol) masing-masing mendapat jatah Pimpinan MPR. Satu pimpinan MPR lain berasal dari perwakilan DPD RI.
Jumlah Pimpinan MPR yang mencapai 10 ini merupakan deal (baca: kong kalikong) semua parpol dengan pemerintah.
DPR dan Pemerintah Sepakat 10 Pimpinan MPR
https://www.merdeka.com/politik/dpr-dan-pemerintah-sepakat-10-pimpinan-mpr.html
Jumlah Pimpinan MPR 10 ini sempat ditentang oleh Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah Nilai Jumlah Pimpinan MPR Sampai 10 Orang Tak Rasional
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai, belum perlu dilakukan penambahan jumlah pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menjadi 10 orang pada periode 2019-2024.
Fahri melihat keberadaan pimpinan MPR hanyalah simbolik saja sementara fungsi dan tugas pimpinan MPR tak terlalu signifikan.
Simbolik yang dimaksud Fahri adalah selama ini pimpinan MPR hanya terlihat pada acara-acara formal seperti melantik presiden-wakil presiden, dan berpidato dalam sidang tahunan MPR RI setiap tahunnya.
"Kalau ada sekarang, seperti sekarang cuma simbolik saja kayak cuma terima tamu, terus nanti mimpin sidang yang tugasnya hanya sekali dalam setahun atau sekali dalam lima tahun. Enggak ada yang terlalu menuntut sikap permanen dari kepemimpinan MPR itu," ujar Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019).
Fahri pun membandingkan kepemimpinan MPR dengan DPR dan DPD yang lebih jelas tugasnya sehingga memang perlu kepemimpinan yang sifatnya permanen.
Lain halnya dengan MPR, menurut Fahri, hanya memiliki tiga tugas besar yakni melantik presiden-wakil presiden, mengganti presiden-wakil presiden dan mengamandemen konstitusi.
"Itu yang saya tangkap ruhnya pasca amandemen jadi tidak ada lagi kepemimpinan yang tidak terlalu permanen," jelas Fahri.
Fahri tak mau berkomentar banyak bila memang penambahan jumlah pimpinan hingga 10 orang ini hanya untuk simbolik perwakilan setiap partai yang lolos ke parlemen.
Namun, bila melihat dari tugasnya ia menganggap tak rasional bila jumlah pimpinan MPR mencapai 10 orang.
"Kalau maksudnya simbolik saya enggak tahu. Kalau simbolik, kan, ya tidak rasional. Hanya simbolik supaya semua partai harus dalam kepemimpinan saya enggak tahu, kalau itu sih, kan, simbolik tapi kalau fungsional enggak ada fungsinya gitu," tegasnya.
Link: https://tirto.id/fahri-hamzah-nilai-jumlah-pimpinan-mpr-sampai-10-orang-tak-rasional-egHq
***
Apakah berkah jabatan hasil bancakan seperti ini?
Inilah kenapa ada kader2 partai yang gemar membully Fahri, untuk menutupi partainya sendiri yang kongkalikong untuk mendapat jatah pimpinan MPR.
Mereka menuduh Fahri gila jabatan, padahal partainya sendiri yang gila jabatan.
Jumlah pimpinan MPR 10, buat apa? Tugas konstitusionalnya tdk tiap saat. Yg reguler cuma sidang tahunan— Refly Harun (@ReflyHZ) October 3, 2019
Keliatannya Ini pertanyaan yg merupakan pernyataan yg mewakili cara berpikir Akal Sehat.. dan faktanya negeri ini. sedang sakit karena hrs mengeluarkan anggaran yg percuma.— Rian.RD (@RianRD3) October 3, 2019
Banyak pimpinam kan supaya GAJI BESAR.. .kalau bisa semua anggota MPR... berstatus pimpinanan semua... Kapan lagi bergaji besar tanpa buat apa-apa... 🤔😲🙄— Zaman KEEMASAN Koruptor 🤔🙄😲😭 (@alfinamiruddin) October 3, 2019