FRAMING DAN NARASI SESAT
By Azwar Siregar
Sebenarnya semua orang ikut prihatin dengan peristiwa "penusukan" Menko Polhukam, Pak Wiranto. Tapi kejadian ini dibuat jadi guyonan dan lelucon oleh masyarakat banyak, karena ujung-ujungnya sudah tertebak, bakal dijadikan bahan untuk menyudutkan Islam.
Buktinya, media mulai memframing dengan porsi terbesar khusus menyorot agama si Pelaku. Mulai dari si Pelaku konon rajin sholat (Rajin Sholat kok jadi teroris?), si Pelaku yang laki-laki memelihara jenggot (Jenggot sunnah Rasul) dan si Pelaku Wanita memakai hijab (Hijab dianggap simbol muslimah taat).
Para pejabat bahkan yang mengaku-ngaku Ulama juga serentak membuat narasi yang seakan-akan membersihkan Islam. Misalnya narasi si Ngabalin:
"Serangan ke Wiranto Biadab, Jauh dari ajaran Islam".
Terus narasi seorang netizen di twitter yang dianggap Ulama bagi sebagian orang, Abu Yahya Badrusalam.
"Islam berlepas diri dari perbuatan kaum teroris yang berusaha menusuk bapak wiranto...dst".
Pertanyaannya sederhana buat Lae Ngabalin dan si Abu Yahya Badrusalam:
"Apa hubungannya kejahatan orang itu dengan Islam? kenapa mesti dikaitkan dengan ajaran Islam. Mengapa si Abu Yahya harus berlepas diri kepada orang itu atas nama Islam?".
Mungkin saja Lae Ngabalin, Abu Yahya dan banyak muslim-muslim lain yang merasa narasi-narasi mereka untuk membela Islam, padahal kenyataannya justru menyudutkan Islam dengan mengaitkan tindakan teror yang bersangkutan dengan agamanya.
BELUM PAHAM JUGA...?
Ok, saya ambil contoh:
Ketika terjadi pembantaian masyarakat pendatang di Wamena, masyarakat pendatang di bakar hidup-hidup, anak kecil kepalanya di kampak, pria-wanita di bunuh dengan sadis, apakah ada yang mengaitkan kebarbaran itu dengan agama para Perusuh...?
Tidak ada. Karena semua orang sudah tahu, kekejian para Perusuh tidak ada kaitannya dengan agama para Perusuh. Tokoh agama yang di anut para Perusuh juga tidak merasa perlu membuat statement yang seakan-akan membersihkan agamanya. Sekali lagi, karena semua orang juga tahu, tidak ada agama di Indonesia ini yang mentolerir kekerasan, apalagi mengajarkan terorisme.
Jadi buat para Pejabat, tokoh agama dan terutama media. Tolong berhentilah membuat framing dan narasi sesat. Setiap tindakan kriminal tidak perlu dikaitkan dengan agamanya. Karena tidak ada satupun agama di negeri ini yang mengajarkan umatnya untuk melakukan tindakan kriminal.
Lagipula sungguh lucu, pelaku Islam dan korbannya juga Islam, kenapa Islam lagi yang disudutkan...?
PUNYA OTAK NGGA KALIAN...!!!
[fb]
FRAMING DAN NARASI SESAT PARA BANGSAT Sebenarnya semua orang ikut prihatin dengan peristiwa "penusukan" Menko Polhukam,...
Dikirim oleh Azwar Siregar pada Kamis, 10 Oktober 2019
...Sangat biadab framingnya.
— K.H. Iyut~Kafir Hybrid Iyut (@kafiradikal) October 10, 2019
Padahal wanita ini berasal dari Brebes.
Brebes terletak di Propinsi Jawa Tengah, propinsi yang memenangkan Jokowi secara telak di pilpres 2019 lalu... (``,)https://t.co/z5MqAxF3bb
Dan akhirnya framing2 berita seperti inilah yang bertebaran di media...Astaghfirullah, Ya Robbana...lindungilah Ummat Islam dari fitnah keji ini pic.twitter.com/erNvw4ljpm
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) October 11, 2019