[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat politik Rocky Gerung mendapat serangan berbagai macam pertanyaan dari para tokoh, termasuk politisi Ruhut Sitompul.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dalam acara Q&A MetroTV yang diunggah di YouTube pada Ahad 6 Oktober 2019.
Awalnya, Rocky sebagai narasumber memasuki ruangan studio. Begitu melihat Ruhut, Rocky langsung menyeletuk "Buset, wah Ruhut."
Mendengar itu, Ruhut tampak tertawa dan melambaikan tangan ke atas.
Pembawa acara kemudian menampilkan slide-slide pernyataan kontroversial Rocky. Termasuk soal kritikan-kritikan yang disampaikan Rocky pada pemerintah.
"Saya kira Andini mengumpulkan seluruh kesalahan saya seminggu ini, padahal yang salah cuma satu, Ruhut," ujarnya sembari tertawa.
Pembawa acara lantas menyinggung perdebatan Rocky Gerung dan Ruhut Sitompul ketika dipertemukan dalam acara Q&A sebelumnya.
"Rocky ini sahabat saya dari zaman Jepang," kata Ruhut sambil tertawa.
Mantan politisi Demokrat itu kemudian menyindir sikap Rocky di Pilpres 2019.
"Rocky kau selalu menunjukkan sok keindependenan, kau enggak independen," ucap Ruhut."Aku memihak salah satu calon, kau salah satu calon.Tidak salah, tapi kau tahunya setelah yang menang calon aku, kau makin galak."
Mendengar hal itu, Rocky langsung memotong ucapan Ruhut Sitompul.
"Saudara Ruhut ini dia mampu untuk menghidupkan k*dung**nnya dengan mengumpulkan fakta-fakta yang tidak berhubungan," jawab Rocky. "Saya beroposisi pada Jokowi, Prabowo beroposisi pada Jokowi pada waktu itu. Lalu Ruhut ambil kesimpulan saya pro Prabowo, karena sama-sama oposisi. Kenapa enggak sebaliknya, Prabowo yang pro saya?," ungkap Rocky.
Menurutnya, Prabowo beroposisi dengan motif kekuasaan, berbeda dengan dirinya.
Pembawa acara kemudian menanyakan sebutan makin galak yang dilontarkan oleh Ruhut.
"Saya enggak makin galak, saya mau tajamkam critism itu, supaya orang bisa lihat sesuatu yang disembunyikan," jawab Rocky. "Saya melakukan interupsi, politik itu adalah interupsi, supaya ada ruang untuk menghasilkan argumentasi, saya interupsi. Orang bilang kritik, bukan, itu menginterupsi kemapanan, menginterupsi k*dung**n, itu yang saya lakukan," sambungnya.
Rocky menegaskan, bahwa dirinya mengritik nalar, bukan pribadi orang yang bersangkutan.
"Seberapa jauh Bang Rocky ini bisa mengaku tetap independen, imparsial, padahal kita membutuhkan orang-orang yang imparsial," sahut jurnalis senior Budi Setyarso. "Dia mengkritik pada orang yang memang patut dikritik."
Rocky pun lantas menjawab hal itu. Mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia itu menjelaskan arti dari kata independen adalah beridiri di kaki sendiri.
"Bukan netral, kalau Anda netral disuruh netral, Anda tidak independen," kata Rocky. "Saya memilih independen karena kehendak saya itu," sambungnya.
Ia juga menyebut bahwa arti kata independen tidak sama dengan tak berpihak.
"Jangan berpihak itu artinya dia diperintahkan untuk jangan berpihak," ucap Rocky Gerung. "Independen enggak dia? Coba, enggak usah jawab Ruhut, buka Google saja," tambah Rocky sembari melihat ke arah Ruhut.
Sementara itu, Ruhut tampak memegang mikrofon sembari tersenyum mengangguk-angguk.
Budi kemudian menanyakan sikap kritis Rocky.
"Apakah bisa kritis, saya sebut saja ke Pak AHY, Pak SBY, apakah bisa melakukan kritik yang sama kalau mereka punya kekuasaan?" tanya Budi.
"Apalagi kalau, belum kalau saja sudah saya kritik terus itu," jawab Rocky. "SBY itu teman diskusi saya, saya kritik terus itu, sama dengan AHY, karena ada kesetaraan argumentasi itu."
Lebih lanjut, Rocky juga menegaskan ia tidak benci Jokowi, meski sering mengkritiknya.
"Saya enggak pernah benci Jokowi, saya enggak pernah ada urusan pribadi," ungkapnya. "Benci itu urusan pribadi, orang yang membenci itu mentalnya rusak. Orang yang membenci saya juga mentalnya rusak itu," ucapnya disambut tawa para tokoh yang hadir.
Sumber: Tribun