[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Dari susunan menteri, ada 6 parpol yang saat ini menjadi penghuni Istana: PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP dan Gerindra.
Sementara ada 3 parpol yang diluar pemerintahan: Partai Demokrat, PKS, PAN.
3 Parpol ini memiliki kursi di DPR masing-masing: PD (54), PKS (50), PAN (44). Total 148 kursi dari 575 kursi DPR.
3 Parpol non-pemerintah ini tak akan banyak bisa berbuat di Parlemen, karena gabungan jumlah kursi mereka hanya 25,74%.
NAMUN... kalau 3 parpol ini menjalin komitmen koalisi dari sekarang, mereka akan bisa menentukan di Pilpres 2024.
Seperti diketahui, di Pilpres 2024 nanti tidak ada lagi incumbent. Jokowi sudah 2 periode.
Ini artinya peluang sangat terbuka. Apalagi kalau punya CALON PRESIDEN yang potensial.
Siapa lagi Calon Presiden yang potensial di 2024 selain "Gubernur Indonesia" Anies Rasyid Baswedan?
Kalau aturan Presidential Threshold 20% masih berlaku di Pilpres 2024, maka koalisi 3 parpol PD-PKS-PAN ini sudah cukup memenuhi syarat.
Mengapa 3 parpol non-pemerintah ini harus membangun koalisi dari sekarang? Ini biar kekuatan solid dan memenuhi syarat, sehingga sejak awal sudah bisa "mengkunci" dan "menggaransi" Anies Baswedan untuk bersedia "dipinang" sebagai Capres 2024.
Anies Baswedan ini bukan orang parpol. Dia butuh kendaraan parpol yang bisa ikut di Pilpres 2024. Siapa yang "duluan" melamar Anies, maka yang paling berpeluang menjadi Penguasa RI di 2024.
Ingat kasus Pilgub Jabar Ridwan Kamil? Dia calon paling potensial, butuh kendaraan parpol, NASDEM lalu melamarnya, istilahnya "gercep", dan akhirnya menang Pilgub.
3 Parpol PD-PKS-PAN harus secepatnya membangun koalisi dengan Anies untuk Pilpres 2024 dan Pilgub DKI 2022. Anies akan melewati Pilgub 2022 dulu, baru setelah itu Pilpres 2024.
Kalau 3 parpol ini tidak "gercep", jangan salahkan NASDEM kalau duluan "melamar" dan "mengikat kontrak" dengan Anies Baswedan, calon kuat Presiden RI 2024.
SIAPA CEPAT, DIA DAPAT ISTANA 2024!