Si Ohi
*baca sampai habis, biar paham
Pada suatu hari Si Ohi memutuskan membuat pabrik rokok, kecil saja, hanya di rumahnya di sebuah kota di negeri yang baru merdeka. Dia rekrut dua anak tetangga, dia ajarakan bagaimana membuat rokok. Juga dia cari bahan2 rokok, tembakau dll. Mulailah pabrik ini berdiri.
Tumpukan pak-pak rokok mulai terlihat, Si Ohi mulai berpikir, "Haiyaa, bagaimana ini biar laku?" Dia tahu, menjual rokok tidak mudah, persaingan berat, penduduk juga jaman itu malah lebih suka membuat rokok sendiri.
Tapi Si Ohi jenius, dia visioner. Dia dengar di kampung dekat rumahnya bakal ada hajatan, "Haiyya, kamu orang tolong kirim itu beberapa pak rokok ke sana. Gratis." Dia menyuruh karyawannya. Maka si anak buah mengangguk, membawa beberapa pak ke tempat hajatan. "Ini apa?" Tanya pemilik hajatan. "Rokok OHI. Gratis, Pak. Silahkan dicoba." Jelas staf itu saat tiba di sana.
Wah, penduduk senang lihat rokok gratis. Mereka mulai coba-coba. Ini menarik juga. Praktis. Dan tidak jelek2 amat. "Rokok apa itu?" Tanya warga. "Rokok OHI."
Di lain kesempatan, saat ada sunatan di kampung lain; ketika pengantin sunat diarak, Si Ohi lagi2 mengirim pak-pak rokok gratis. Ramai sekali acara itu, penduduknya banyak. Tentu, anak yang disunat tidak akan merokok; malah sejatinya, jaman itu, anak2 yang berani merokok, bisa dipecut sama bapaknya. Tapi orang dewasa, mereka tertawa mendapatkan rokok OHI yang gratis.
Maka mulailah tumbuh bisnis Si Ohi. Banyak yg tahu produknya, banyak yg mulai beli. Pabriknya bertambah, dia beli rumah2 tetangganya, dirobohkan, dibangun pabrik baru. Karyawannya jadi 10. Produksinya berlipat ganda. Tumpukan pak-pak rokok lebih tinggi lagi di pabrik itu.
Si Ohi terus memutar otak. Ting! Dia dapat ide bagus sekali. Jika selama ini dia hanya menunggu orang lain ada acara, kenapa tidak dia saja yang memulai membuat acara? Agar orang berkumpul. Maka Si Ohi mulai membuat banyak acara. Pertama, dia buat layar tancap. Hiburan. Berbondong2 penonton datang, acara ini disponsori oleh Rokok Ohi. Sukses besar. Dia buat acara wayang. Musik. Pengajian. Apapun itu. Lintas agama, lintas usia. Acara anak2 juga bisa, seperti pertandingan sepakbola usia anak2. Tentu, anak2 tidak merokok. Wah, bisa dicambuk itu anak sama bapaknya di jaman itu jika merokok. Tapi penonton dewasa, tertawa lebar membeli rokok OHI yang dijual diskon saat acara.
Pabrik Si Ohi terus membesar. Anak2nya dewasa. "Kalian orang lihatlah bagaimana Bapak membangun pabrik ini. Pasarkan rokok-rokok ini dengan baik. Kita butuh perokok2 baru. Agar pabrik ini terus besar." Anak-anaknya mengangguk mantap. "Paham kamu orang? Bagus. Ingatlah baik2, selalu cari cara yg paling halus. Biar anak2 mereka besok lusa jadi perokok juga. Dan mereka malah menganggap kitalah pahlawannya. Pahlawan beasiswa, pahlawan olahraga. Paham? Dan jangan ambil pusing dengan pendapat orang lain, yang penting keluarga kita hepi."
Era modern datang, pembangunan menggeliat di negeri ini. Pabrik rokok Si Ohi juga mengalami transformasi yang luar biasa. Mereka mendirikan yayasan, mereka menggaji orang2, staf2 untuk jadi kaki tangan teknik pemasaran tersebut. Dan era keemasan datang. Berpuluh2 tahun kemudian. Tak terbayangkan oleh Si Ohi, jika pabrik rokoknya akan menjual ratusan trilyun rupiah lebih. Bahkan jika ditotalkan sejak berdiri, penjualan pabrik2 rokok di negeri ini bisa mencapai 4.000 trilyun lebih, cukup untuk membayar hutang negara itu.
Si Ohi wafat di usianya yang senja. Dia menatap keluarganya yang sukses. Rumah mewah di negara2 lain. Pesawat jet pribadi. Helikopter pribadi. Semua kemewahan hidupnya. Dan lihatlah, anak2nya, cucu2nya tumbuh sehat, tidak kurang gizi, tidak IQ rendah karena kurang susu, tidak ada yang bengek, batuk2, kena stroke, jantung, dsbgnya. Dan jelas, jauh dari asap rokok.
Itu semua dimulai dari trik marketing jenius: "Haiyya, kamu orang tolong kirim itu beberapa pak rokok ke sana. Gratis." Juga mengirim rokok2 di acara2 pertandingan anak2 kecil. Esok lusa, bahkan orang2 tidak lagi peduli saat anak2 SD merokok bebas saja. Orang2 bahkan berebut mencari sponsor dan beasiswa dari mereka. Orang2 bahkan rela membela habis2an keluarga yang super kaya gila itu.
Itulah kisah tentang Si Ohi. Haiyya...
*By Tere Liye
**ini fiksi saja, tidak usah baper, merajuk, pundung. Kan spesialis Tere Liye itu memang tukang ngarang saja. :)
***mungkin dijadikan novel juga bisa. Si Anak Perusak Generasi Muda :)
*Si Ohi **baca sampai habis, biar paham Pada suatu hari Si Ohi memutuskan membuat pabrik rokok, kecil saja, hanya di...
Dikirim oleh Tere Liye pada Selasa, 10 September 2019