[PORTAL-ISLAM.ID] Dr. Rizal Ramli:
"Mampir di Korsel, ada pertanyaan yang menarik: akhir 1960an, Korea lebih miskin dari Indonesia, tidak punya sumber daya alam, tetapi hari ini GDP per kapita Korea $31. 363, nyaris 8x RI ($3,932) Mengapa? Orang Korea memang ulet, sangat kompetitif, tetapi itu saja tidak cukup."
Mampir di Korsel, ada pertanyaan yg menarik: akhir 1960an, Korea lebih miskin dari Indonesia, tidak punya sumber daya alam, tetapi hari ini GDP per kapita Korea $31. 363, nyaris 8x RI ($3,932) Mengapa ? Orang Korea memang ulet, sangat kompetitif, tetapi itu saja tidak cukup.
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) September 18, 2019
Demikian disampaukan Rizal Ramli di akun twitternya, 18 September 2019.
HAL YANG SANGAT MENARIK, DAN SEMESTINYA JADI RENUNGAN BERSAMA.
Twit Rizal Ramli ini pun banyak mendapat feedback dari netizen. Sangat menarik apa yang disampaikan beragam netizen.
Berikut beberapa diantaranya...
"Yang jelas mereka kirim 200.000 orang untuk belajar S2 dan S3 tahun 1990 an ke USA dan Eropa ... Jer Basuki Mawa Beya ... Ga ada duit dari pemerintah untuk yang ninety nine percentile ya ga ada SDM 50 tahun mendatang ga punya strategi dan pelita." (@yosxavir)
"Di korea sdh menganggarkan pendidikan di atas 20% sejak korea merdeka, awal merdeka anggaran kita cuma 1.5% (teringat sbh artikel). sampai hari ini kita fokus infrastruktur, bukan mendidik anak muda jadi insinyur infrastruktur..." (@Kaisar_Dusun)
"Karena Korsel memiliki visi dan tujuan yang jelas yg berorientasi kepada masa depan rakyat dan negaranya.. kalo di indonesia hanya fokus kepada masa jabatan saja, sehingga begitu ganti rezim sudah beda lagi.." (@rizalmo10)
"Karna korea cinta produk sendiri..inofatip dalam ciptakan produk..tidak seperti di +62 gemar inpor malah bikin produk yang ada dilibas habis dengan cara mempermudah produk asing masuk dalam segi apapun..termasuk buruh kasar." (@Asboe2)
"Nasionalisme orang Korea gila.... enggak percaya? Coba beli HP Sony di toko Korea pasti orang Koreanya marah he... kalau di Indo? Nyaris semua serba china... tidak peduli walaupun membunuh pekerjaan bangsa sendiri." (@kusnandarpc)
"Karna di indonesia pencitraan jadi tujuan hidup bagi pejabat..walau ekonomi hancur..yg penting bisa selvie2..ngak urus kesejahteraan bagi rakyatnya. biar bohong yg penting merakyat..anehnya bani togog kok msh percaya ya...aneh banget..dunia udah edan." (@paundrakarna79)
— Josh Senduk (@yosxavir) September 18, 2019
— Romeo kampret (@Kaisar_Dusun) September 18, 2019
Karna korea cinta produk sendiri..inofatip dalam ciptakan produk..tidak seperti di +62 gemar inpor malah bikin produk yang ada di libas habis dengan cara mempermudah produk asing masuk dalam segi apapun..termasuk buruh kasar.
— Asboe (@Asboe2) September 18, 2019
— Kusnandar Nandar (@kusnandarpc) September 18, 2019
Karena Korsel memiliki visi dan tujuan yang jelas yg berorientasi kepada masadepan rakyat dan negaranya.. kalo di indonesia hanya fokus kepada masa jabatan saja, sehingga begitu ganti rezim sudah bedalagi..
— kakang prabu (@rizalmo10) September 18, 2019
Karna di indonesia pencitraan jadi tujuan hidup bagi pejabat..walau ekonomi hancur..yg penting bisa selvie2..ngak urus kesejahteraan bagi rakyatnya.biar bohong yg penting merakyat..anehnya bani togog kok msh percaya ya...aneh banget..dunia udah edan
— paundrakarna79 (@paundrakarna79) September 19, 2019
