Apa yang Krusial dari Wacana Memindahkan Ibukota Indonesia ke Kalimantan?
(Pengkaji Geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Indonesia)
Apa yang krusial dari wacana memindahkan ibukota Indonesia ke Kalimantan? Begitulah pertanyaan berulang-ulang dari emak emak dan beberapa teman, baik yang ikutan maupun yang tidak sempat hadir di seminar topik tersebut di DPR, Selasa (3/9/2019).
Berikut ini beberapa poin penting, sekadar kerangka pandangan garis besarnya.
1. Titik rawan adalah sebelah barat-utara kalimantan, dikelilingi oleh laut cina selatan. Saat ini laut cina selatan jadi medan perebutan pengaruh antara AS versus Cina. Buktinya, sejak era obama melalui konsep POROS KEAMANAN ASIA, AS mengirim 60 persen kapal perangnya ke Laut Cina Selatan.
2. Cina sendiri dengan konsep One Belt One Road (OBOR), berupaya meningkatkan pengaruhnya di Asia Pasifik melalui pengamanan jalur sutra maritim. Berarti Laut Cina Selatan menjadi jalur ASIA KE EROPA yang dikawal Cina baik secara ekonomi maupun militer.
3. Konstelasi global yang demikian, menjadikan kalimantan sebagai ibukota, sama saja menggiring Indonesia dalam posisi terkepung oleh pertarungan global AS maupun Cina yang sedang berebut wilayah pengaruh di Laut Cina Selatan. Bertentangan dengan bayangan para penggagas ibukota di Kalimantan bahwa Indonesia akan jadi pusat keseimbangan berbagai pulau di nusantara, maupun berbagai negara.
4. Cina sepertinya begitu bersikeras agar Indonesia memilih Kalimantan sebagai ibukota. Atas dua pertimbangan. Pertama menjadikan Indonesia sebagai daerah penyangga, atau bahkan bumper atau tameng antara AS versus Cina. Kedua, dengan Kalimantan jadi ibukota, Cina berharap mengimbangi pengaruh Inggris dan AS yang sudah lebih dahulu bercokol di Kalimantan. Apalagi Malaysia dan Brunei, yang menguasai 23 persen wilayah Kalimantan, merupakan negara-negara eks jajahan Inggris.
[fb]