[PORTAL-ISLAM.ID] Wacana Presiden Jokowi untuk memberikan fasilitas mobil dinas baru kepada calon menterinya menuai polemik. Berdasarkan hitungan, pengadaan mobil baru tersebut membutuhkan anggaran senilai lebih dari Rp 147 miliar.
Terkait hal tersebut, pengamat politik Hendri Satrio berpandangan bahwa seharusnya Jokowi tak perlu terburu-buru memberikan fasilitas sebelum melihat kinerja menterinya ke depan.
"Lihat saja dulu 100 hari (pertama) kerjanya itu, ini juga sebagai ujian," ujar Hensat, sapaan Hendri Satrio di akun Twitter, Ahad 25 Agustus 2019
Selain itu, Jokowi juga perlu melihat loyalitas kinerja menteri di bawah kabinetnya.
"Loyalitas kepada siapa? Loyalitas kepada negara dan loyalitas kepada pimpinannya, Presiden," lanjut Hensat founder lembaga survei Kedai Kopi ini.
"Mau jadi menteri ngejar fasilitas atau memang mau mengabdi kepada bangsa dan negara, nanti kalau lolos probation baru kita berikan (fasilitas)," sambungnya.
Namun Hensat juga mengingatkan kepada Jokowi soal krisis kendaraan bermotor yang terjadi 5 tahun lalu.
"Tentang polemik mobil dinas baru untuk menteri, sebaiknya Pak Jokowi hindari cerita 'I don't read what I signed'," tutupnya.
Sumber: RMOL