ISU PANAS: NASDEM DAN GANK JENDERAL MERAH TERPENTAL DARI KABINET
By Tarmidzi Yusuf
Reaksi keras Surya Paloh dan Jenderal merah merespon makin dekatnya relasi politik Mega-Prabowo (MegaPro) tak hanya rumor belaka. Perang opini sampai-sampai mati massalnya PLN dikaitkan oleh permainan kelompok tertentu, sebagai upaya untuk menekan Jokowi. Bahwa mereka menguasai instalasi politik strategis yang "bermata" dua. Satu sisi untuk memperkuat posisi tawar, pada sisi lain untuk menekan termasuk menghabisi lawan politik. Selama Pilpres kemarin Koalisi pendukung Jokowi satu perahu. Kabarnya kini, mereka pecah kongsi.
Rumornya NasDem akan ditendang dari koalisi Jokowi. Sementara Golkar dalam sejarahnya tidak pernah menjadi oposisi akan ikut dimana angin berhembus kencang. Ngototnya Golkar untuk posisi Ketua MPR dapat dimaknai sebagai upaya memperkuat posisi tawar dan bancakan kekuasaan. Arah politik Golkar akan berubah jika Airlangga Hartarto lengser dari kursi Ketua Umum yang dinilai lebih dekat dengan kelompok yang berseberangan dengan kelompok Megawati.
NasDem dan jenderal merah yang pada periode pertama Jokowi sangat mengendalikan pemerintahan bahkan salahsatu tokoh jenderal merah mendapat predikat "the real president" dan "menteri segala urusan". Pada periode kedua Jokowi, mereka akan disingkirkan. Jenderal merah yang dapat sokongan luar biasa dari pengusaha hitam keturunan cina dan Cina komunis kini berada di ujung tanduk. Minoritas dalam populasi tapi menguasai ekonomi dan politik dengan permainan yang sangat kotor dan kejam. Mega dan PDIP merasa tidak nyaman bersama NasDem pada periode pertama Jokowi. Kini, Mega dengan menggandeng Prabowo dan JK berupaya menyingkirkan NasDem. Walaupun peran JK lebih banyak dibelakang layar bersama-sama BG.
Sedangkan Demokrat, PPP dan PKB sama sekali "dicuekin" dalam hiruk pikuk politik terkini. PPP dengan nakhoda baru, Suharso Monoarfa dianggap lebih "bersih". Sedangkan Cak Imin akan digoyang dengan "kardus durian". Mereka bersama jenderal merah sedang menyiapkan amunisi untuk mengunci langkah lawan. Saling sandera dan perang opini terbuka akan kita saksikan sampai pertengahan Oktober nanti.
Akankah isu panas ini menggelinding bagai bola salju sehingga terjadi huru hara politik menjelang 20 Oktober? Menurut sebuah sumber, jenderal merah akan bermanuver melakukan huru hara politik dan ekonomi jika posisi mereka semakin tidak menguntungkan dengan menunggangi isu-isu kecurangan Pilpres, skandal Trans Jakarta yang melibatkan Jokowi dan kasus-kasus lainnya? Mungkinkah perang kasus dengan dibongkarnya keterlibatan James Riady dalam Meikarta Gate?
Bandung, 11 Dzulhijjah 1440/12 Agustus 2019
(Sumber: fb penulis)