[PORTAL-ISLAM.ID] Males Mikir, Salahin Yang Lain Aja
Saya nggak kaget ketika FPI dipersulit oleh penguasa saat ini. Saya menduga keras, de-radikalisasi yang digaungkan penguasa, sebenarnya de-Islamisasi. Dan FPI termasuk yang teguh dengan Islam.
Sayangnya, tafsir siapa yang radikal dan siapa yang tidak, hanya ada pada penguasa dan alat-alatnya. Label radikal, anti-NKRI, anti-Pancasila, seenaknya dipakai untuk siapapun yang berbeda.
Untuk mencapai keinginan mereka itu, isu khilafah harus dibuat lebih mengerikan dari komunis. HTI harus ditakuti lebih daripada PKI, agar bobrok dan borok penguasa tak dilihat.
Maka tak perlu lagi berilmu, tak perlu keahlian, tinggal bilang "HTI itu lebih dari PKI, Khilafah itu makar bagi NKRI", anda langsung bisa dapat gelar Pemerhati Radikalisme.
Tak usah tanya korupsi, kolusi, nepotisme, etika politik, cukup teriak "Biang masalah negeri adalah radikalisme dan HTI", anda langsung bebas berbuat apapun.
Pelan-pelan, inilah yang menyebabkan kemalasan berpikir di Indonesia, masalah apapun sebabnya "radikalisme (Islam), Khilafah, HTI", udah salahin aja, nggak usah mikir.
Efeknya, akal jadi malas cari solusi, selain slogan dan teriakan "NKRI harga mati", "Indonesia Final", dan sebagainya. Sebab merasa tak punya masalah, semua baik-baik saja.
Di sisi lain, bukan hanya pemain bola yang naturalisasi, rektor juga mau begitu, setelah sebelumnya teknologi dan buruh kita impor, kok nggak ada yang bicara kedaulatan?
Hancurnya sistem demokrasi, pertunjukan yang memuakkan para politisi, belum lagi kampanye anti-syariat seperti miras, eljibiti, dan sebagainya, dianggap wajar.
Balik lagi ke FPI, bukankah seharusnya kita bangga, ada yang membantu kinerja penguasa? Kasus bencana alam, kerusakan sosial, yang mereka besar sekali sumbangsihnya?
Kapan kita mau jujur dan mau adil? Atau mau tetap mencari legitimasi dari kesalahan? Sebab hanya anak kecil yang selalu menyalahkan orang lain sebab kelemahannya sendiri.
Dari dulu Islam itu sumber kekuatan Indonesia, bukan musuh. Tapi kalau nekat menjadikan gerakan Islam semisal FPI menjadi musuh, ya itu juga pilihan. Terus-terusno.
Jumat, 2-8-19
(Felix Siauw)