[PORTAL-ISLAM.ID] Industri petrokimia menderita kerugian sekitar US$ 25 juta atau sekitar Rp350 miliar selama listrik padam pada Minggu (06/08/2019). Kerugian ini terjadi pada sekitar 15 pabrik petrokimia, karena terjadi emergency shutdown.
"Pabrik petrokimia di Merak dan Jawa Barat kena semua. Ini kan bukan cuma shutdown, tetap emergency shutdown makanya kacau semuanya," kata Sekretaris Jenderal Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budi saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (06/08/2019).
Fajar mengatakan bila pun ada skema ganti rugi dari PLN, jumlahnya tidak sebanding dengan total kerugian. "Ganti rugi apanya, kan cuma 20% dari beban puncak. Kerugiannya lebih dari itu," katanya.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan listrik menjadi bagian dari infrastruktur industri. Untuk sementara, industri berasumsi tegangan sudah aman dan pasokan listrik kembali stabil.
Airlangga mengharapkan ke depan harus ada kepastian dan keamanan dari pasokan listrik. Pasalnya yang terganggu bukan hanya industri kecil menengah (IKM) tetapi juga industri besar yang bergerak 24 jam.
"Kalau tipe pabrik yang bergerak 24 jam, sekali dia berhenti tidak bisa langsung naik (Apalagi kebutuhannya nanti untuk memulai butuh dua kali lipat tenaga listriknya," kata Airlangga.
Sumber: CNBC Indonesia