[PORTAL-ISLAM.ID] Lukman Edi (PKB) tampil di ILC tadi malam, dengan galak mengatakan: “02, tertibkan itu buzzer-buzzernya!” Sebab menurut dia medsos ikut memanaskan situasi.
Dikritik oleh Fahri Hamzah: “anda itu siapa, mau menertibkan orang?!” As usual, FH menekankan kebebasan berpendapat, ini negara demokrasi, jangan ada upaya macam negara totaliter yang hendak “menertibkan” orang berbicara.
Cara berpikir seperti inilah yang kemudian dipakai saat melakukan “rekrutmen politik”, presiden kemudian menggandeng dari partai anu agar kadernya diam, menggandeng dari ormas anu agar anggotanya tidak kritis lagi.
Lukman Edi kemudian membela diri, katanya yang dia maksud ditertibkan itu narasi-narasinya. Jangan lagi membangun narasi tentang kecurangan, MK berpihak, dll.
Hai Lukman Edi, sebaiknya anda tunjuk hidung saja siapa para buzzer yang anda maksud. Sebab jika yang anda maksud adalah nettizen (warganet) yang berbicara di medsos, ambillah 3 platform medsos paling rame : FB, twitter, IG, maka lebih dari separuh yang berbicara di dunia maya itu adalah benar-benar warga di dunia NYATA. Meskipun nama-nama akunnya aneh-aneh, itu hanyalah salah satu cara nettizen mensiasati “kucing-kucingan” dengan para pelapor pengecut yang mentake down akun. Warganet itu murni adalah warga negara Indonesia yang bersuara dan menyalurkan aspirasinya melalui dunia maya.
Apalah anda bermaksud menyuruh Prabowo membungkam warganet?! Bahwa narasi KECURANGAN dan semacamnya masih juga belum bisa reda – dan mungkin tidak akan mereda sampai 5 tahun ke depan – itu karena “RASA”, perasaan yang diyakini oleh rakyat, meskipun dinafikan oleh Bawaslu dan MK.
Ingat, rakyat, warganet, itu tidak hidup di menara gading, mereka ada di dunia nyata, dikampung-kampung, di komplek-komplek perumahannya. Mereka terlibat dalam proses Pilpres kemarin, melihat, mendengar dan merasakan.
Lalu anda, Lukman Edi, ingin “menertibkan” suara rakyat agar mereka hanya bersuara sesuai yang ingin anda dengar?!
Please, introspeksi dirilah!! Bukankah narasi-narasi yang dibangun oleh SEWORD juga memanaskan siatuasi?! Penuh kebencian bahkan ada nuansa balas dendam, niat dan tekad untuk “menghabisi” tokoh tertentu. Kemenangan yang diberikan oleh KPU dan MK dipersepsikan sebagai kesuksesan mereka “membunuh” karir politik dan kesempatan Prabowo untuk jadi pemimpin di negeri ini, dan kemudian target selanjutnya adalah menghabisi Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Apakah yang seperti ini anda tidak ingin tertibkan?! Yang memprovokasi nettizen untuk saling bermusuhan, tidak anda anggap sebagai buzzer yang perlu ditertibkan?!
Tampak sekali sikap anti demokrasinya, gak tahan membaca aspirasi nettizen yang bikin kupingnya panas, tapi tidak introspeksi bahwa disisi pendukung kubu 01 pun banyak provokator yang memanaskan situasi bahkan menyulut permusuhan.
Penulis: Iramawati Oemar