TURUNKAN ANIES!


[PORTAL-ISLAM.ID] “Gak beres kerjanya, manis di mulut gak ada bukti, bagusan Ahok kemana-mana, kerjanya jalan-jalan keluar negeri mulu, ngemeng doang katanya reklamasi dihentikan tapi IMB diterbitkan, bikin anyaman bambu (getah getih) aja sampe 550 juta, pokoknya Anies kerja gak bener, bukan gubernur tapi gakbener.”

Pak Anies memang dalam meng-artikulasikan kata-kata terlihat terstruktur dan sistematis, tidak bertele-tele namun tidak juga mengabaikan kaedah bahasa dan sastra, terlihat dari beberapa kalimat kadang membawa petatatah petitih budaya nusantara. Makanya bener banget pak Anies itu manis kata-katanya.

Tapi mengenai bukti, sudah puluhan penghargaan yang diterima DKI, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, silahkan googling aja. Yang paling keren DKI mendapatkan penghargaan dari KPK, dengan kinerja pemerintahan paling bersih dibandingkan gubernur sebelumnya. Mengenai kinerja pemerintahan, bahkan Pemprov DKI beberapa kali mendapatkan penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri. Dan segudang penghargaan lainnya. Bahkan loby pak Anies, tahun depan Jakarta menjadi event Internasional Formula E. Hampir semua janji kampanye dirampungkan oleh beliau, dari KJP Plus hingga hunian DP 0 persen. Jalan-jalannya pak Anies ke luar negeri, menghasilkan event Formula E. Tidak sekedar berkacamata hitam bak Men In Black dengan jas ber-catwalk ria di London bergaya hedonis. Padahal pak Anies baru setahun 2 kali keluar negeri, memberikan potensi pendapatan daerah hingga trilyunan. Gimana kalo sering?

Pasca pelantikan menjadi gubernur DKI, pak Anies langsung mengeluarkan maklumat di pulau palsu (reklamasi), bahwa tanah ini adalah milik Indonesia dan terbuka untuk umum. Sebelumnya di pulau buatan tersebut, jangankan untuk menginjak di tanah tersebut, mendekat saja sudah dihampiri oleh satuan keamanan. Untuk membangun bangunan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, salah satunya tata kota. Tata kota DKI “sebelum” pak Anies menjabat, memang mengizinkan adanya bangunan di pulau reklamasi, sehingga berdirilah bangunan. Namun saat pak Anies menjabat, reklamasi dihentikan dan bangunan yang sudah berdiri disegel karena tidak memiliki izin bangunan (IMB). Peruntukannya legal, bangunannya ilegal, solusinya pengembang mengajukan izin susulan, tetap kena denda dan sejak pak Anies pulau reklamasi sepenuhnya dibawah kendali Pemprov DKI. Dari sini kita bisa melihat bagaimana pengembang menganggap remeh aturan pemerintah daerah, yang notabene justru yang terpukul kinerja gubernur sebelumnya, pemerintah daerah dilecehkan. Sekali tepuk, 2 muka tertampar oleh konsisten pak Anies, pengembang dan gubernur sebelumnya.

Bagi yang terbiasa dengan kegiatan Pemda dan Pemerintah Pusat, membangun artinya harus memikirkan perawatannya. Ini yang terjadi dengan patung seni Getah Getih yang dikhususkan menghadapi Asian Games di Jakarta 2018. Kebijakan pemilihan Getah Getih karena hasil karya anak bangsa dihargai di luar negeri, tentu menjadi kebanggaan hasil karya tersebut dipamerkan di Jakarta menghadapi event internasional Asian Games. Anggaran 550 juta skemanya tidak murni untuk Getah Getih, banyak komponen biaya yang menyertainya, seperti transportasi, material, perawatan, struktur bangunan. Jadi tidak sekedar jasa pengrajin saja. Jadi wajar, jika si pengrajin patung tersebut mengaku yang diterima tidak sampai 550 juta.

Yang saya herankan, yang mendengungkan alias berisik ke Anies ngakunya kalangan terdidik dan hebat, namun melihat fakta matanya buta. Mereka mendengung menurunkan Anies dari posisi gubernur DKI. Apa mereka gak sadar yang akan dihadapi lebih dari 60% rakyat Jakarta?

Jangan karena kurang literasi dan hati yang kotor dibungkus dendam, kedunguan dipamerkan. Jadi masih nekat mau menurunkan Anies? Jangan sampe warga Jakarta marah, kalo kata orang betawi bilang, LO JUAL GUE BELI.

Oleh: Alhadi Muhammad
(Warga Jakarta)

*Sumber: fb penulis

Baca juga :