[PORTAL-ISLAM.ID] Hingga 3 bulan setelah Pilpres 2019 digelar, Prabowo Subianto belum bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo.
Namun, hari ini, Sabtu (13/7/2019), Sekretaris Kabinet Pramono Anung seolah memberikan sinyal terkait hubungan kedua paslon. Melalui akun media sosialnya, Pramono menyinggung masalah pertemuan yang menjadikan bangsa menjadi lebih kuat.
"Semoga hari ini menjadi hari yang dikenang buat proses demokrasi yang semakin dewasa. Mudah-mudahan, pertemuan yang terjadi membuat bangsa ini menjadi kuat, maju, adil, dan makmur," cuit Pramono di akun Twitternya, Sabtu (13/7/2019).
Semoga hari ini menjadi hari yg dikenang buat proses demokrasi yg semakin dewasa.. Mudah2an pertemuan yg terjadi membuat bangsa ini semakin kuat, maju, adil dan makmur #pertemuan #indonesia #AlFatihah
— Pramono Anung (IG : @pramonoanungw) (@pramonoanung) 12 Juli 2019
Banyak netizen yang kemudian mengait-kaitkan cuitan Pramono dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo.
Namun, saat dikonfirmasi soal cuitannya, Pramono hanya tertawa. Ia juga enggan menjabarkan lebih lanjut maksud dari cuitannya tersebut.
Sementara itu, tadi malam (Jumat 12/7), Prabowo akhirnya menemui emak-emak militan pendukung 02 yang demo sejak siang di rumah Prabowo, Kertanegara.
Emak-emak menangis meminta Pak Prabowo Subianto agar menolak rekonsilasi, tidak mengucapkan selamat, tidak menemui Jokowi dan tidak hadir di pelantikanya.
Namun jawaban Prabowo kepada emak-emak mengisyaratkan tetap akan bertemu Jokowi dengan dalih demi persatuan.
"Jangan kita ada perpecahan dan rasa permusuhan. Jadi kalau saya ketemu nanti, tokoh-tokoh, saya ketemu Presiden Jokowi," kata Prabowo yang langsung disambut suara riuh para pendukungnya, yang didominasi ibu-ibu.
"Begini, kita hidup dalam negara hukum, jadi kalau delik hukum sudah kita upayakan, kita harus bisa ikut sistem hukum itu. Tapi percayalah saya tidak akan berhenti berjuang untuk kepentingan rakyat. Percaya sama saya," lanjut Prabowo.
Upaya rekonsiliasi dan melunaknya Prabowo ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak beberapa waktu lalu sebelum Prabowo-Sandi akhirnya mengajukan gugatan ke MK.
Yaitu dengan digelarnya pertemuan antara Prabowo dengan Wapres Jusuf Kalla pada Kamis 23 Mei 2019.
Setelah pertemuan Prabowo-JK, akhirnya Prabowo yang awalnya tidak mau membawa persoalan pilpres ke MK akhirnya mengajukan gugatan ke MK pada esok harinya, Jumat 24 Mei 2019.
Banyak pihak saat itu menilai, dengan diajukannya gugatan ke MK itu berarti Prabowo sudah menyerah dan menerima hasil Pilpres yang memenangkan Jokowi.
Dan memang, seperti sudah diprediksi, MK memenangkan Jokowi-Maruf.
Pak @prabowo saya ngoceh mungkin anda gak mau denger, tapi saya NYESEL pilih bapak!!!!
— 🇮🇩 I C E S 🇮🇩 (@ices_tea) 12 Juli 2019
Mana janjimu mau timbul dan tenggelam bersama rakyat?????
Apa kabar surat wasiat????? pic.twitter.com/wxfdyQ0X03
Dengan menempuh jalur ke MK maka pilpres ini sejatinya telah usai. Mungkin ini pertanda dari alam kalau capres yang kami pilih tempo hari bukanlah pemimpin sejati. Selamat untuk @jokowi. Anda kembali menjabat hasil dari pemilu paling sampah dalam sejarah. https://t.co/WpAzn0tbga
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 21 Mei 2019