[PORTAL-ISLAM.ID] Pertemuan di MRT yang mengecewakan banyak orang, dimanfaatkan oleh mereka yang menentang demokrasi. “Makanya, berhentilah memuja demokrasi. Kembalilah ke ajaran Islam,” ujar mereka.
Wahai Sahabatku,
Sebenarnya sudah sangat sering kami jelaskan, bahwa kami bukan pemuja demokrasi. Kami juga sangat menyadari bahwa demokrasi itu seringkali merugikan umat Islam.
Kami berpendapat bahwa kita berada pada situasi di mana tak ada pilihan selain demokrasi. Posisi kita seperti judul film: Maju Kena Mundur Kena
Jika kita mundur, alias golput, alias tidak berpartisipasi pada demokrasi, maka para musuh Islam akan semakin mendominasi, umat Islam akan semakin ditindas.
Adapun jika kita maju, ya salah satu resikonya adalah seperti saat ini: Dicurangi dan dipermainkan.
Kami sebenarnya sependapat dengan Anda soal syariat Islam. Namun jika misalnya kita bertekad kuat untuk mewujudkan hal itu SEKARANG, apakah kita mampu? Padahal saat ini kekuatan kita nyaris tidak ada. Jangankan menegakkan syariat Islam. Memenangkan Prabowo Sandi saja susahnya bukan main.
Karena itulah, kami memutuskan untuk MENUNGGANGI DEMOKRASI.
Ya, menunggangi, bukan memuja. Saya berharap, coba kalian berhentilah menuduh kami memuja demokrasi. Itu tuduhan yang sangat menyakitkan, Bro!
Kita sebenarnya punya tujuan yang sama, namun CARA kita berbeda. Cobalah memahami dan menghargai cara orang lain dalam berjuang.
NB: Di tengah banyaknya kegagalan umat islam dalam menunggangi demokrasi, sejarah mencatat beberapa keberhasilan, antara lain di Turki (Erdogan) dan Mesir (Mursi, walau akhirnya beliau dikudeta). Ini artinya bahwa tidak selamanya demokrasi itu merugikan umat Islam. Peluang untuk sukses lewat sana tetap ada. Insya Allah.
Penulis: Jonru Ginting