[PORTAL-ISLAM.ID] PT. POS Indonesia terancam kolaps. Gaji karyawan sering telat dibayar tanda cash flow negatif.
Terancam Bangkrut, PT Pos Gaji Karyawan Telat Bahkan Sampai Pinjam dari Bank
https://intisari.grid.id/read/031790761/terancam-bangkrut-pt-pos-gaji-karyawan-telat-bahkan-sampai-pinjam-dari-bank-dpr-ada-masalah-yang-mendarah-daging
Agak ironis juga karena bisnis antaran paket barang booming karena ledakan ecommerce.
Kalah bersaing dengan JNE, JNT, Tiki dkk.
Pos Indonesia juga tidak efisien. Kebanyakan karyawan.
(1) Kantor Pos ini hadapi dua problem utama. Yakni anjloknya bisnis antaran dokumen/surat karena semua makin serba digital (think email).
Bisnis antaran dokumen marginnya lebih gede daripada antara paket barang.
Namun gara-gara internet, makin banyak dokumen yang go digital.
Karena bisnis antara surat/dokumen stagnan gara-gara internet, otomatis bisnis pos jadi stagnan juga.
(2) Problem lainnya: booming antaran paket tidak bisa dikuasai secara maksimal gara-gara kalah bersaing dengan JNE dkk.
POS kalah bersaing karena dianggap kurang andal dan kurang cepat.
Kenapa dalam antara paket barang, Pos kalah bersaing dg JNE dkk?
Mungkin karena dianggap konsumen layanannya kurang memuaskan.
Atau mungkin branding dan promosinya kurang bagus.
Mungkin juga kurang sigap lakukan aliansi dengan big ecommerce.
Agar dapat bisnis antara paket olshop, harus mau kerjasama dg Tokopedia, Shopee dkk. Kalau gak mau, ya ditendang.
Nah para ecommerce itu biasanya minta fee sekian persen.
Kalau gak mau kasih fee gede, ya siap-siap ditendang sama Big Ecommerce Players.
Sekarang makin jarang lihat ada opsi Kantor Pos kalau pas belanja di Tokopedia atau Shopee.
Kemungkinannya ada 2: karena emang makin gak diminati pelanggan. Atau gak mau bayar fee ke ecommerce karena takut rugi. Akhirnya dihilangkan dari layar.
Para merchants di ecommerce juga makin banyak yang enggan pakai Kantor Pos. Mereka sengaja gak masukkan Kantor Pos sebagai opsi antaran paketnya.
Kalau JNE itu punya program bonus buat para merchants yang jualan di Tokped dkk. Kantor Pos lamban dalam hal-hal kayak gini.
(3) Selain antaran paket dan dokumen, bisnis lain Pos adalah layanan keuangan. Tempat untuk bayar ini itu. Atau salurkan dana ini itu.
Namun OJK bikin aturan kini semua orang bisa jadi agen keuangan.
Mati deh Kantor Posnya. Pasarnya tergerus scra signifikan.
(4) Semua tantangan di atas harusnya bisa diatasi kalau PT Pos inovatif dan adaptif.
Problemnya: kultur kerja mereka birokratis, lamban, dan tidak efisien.
Dalam kompetisi yg ketat, kultur kerja seperti itu hanya akan bikin bisnis pelan-pelan mati; terkubur dalam kesunyian yg perih.
(5) Kantor Pos.
Krakatau Steel.
Garuda Indonesia.
Ketiganya butuh turn around agar tidak kolaps.
Kisah sukses Lord Jonan dlm transformasi PT KAI harusnya bisa direplikasi.
(Dari twit @Strategi_Bisnis)
***
"Yang saya rasakan sebagai konsumen. jam buka kantor pos hanya sampe jam 3 sore. layanan antar paket tdk memuaskan. karyawannya jutek2. mau ambil Western Union aja dipersulit mesti ada surat domisili. pokoknya jd males pake jasa pos." (@e2ramadhan)
"Disini kalau hasil pengamatan dari kacamata kesotoyan saya, PT POS Indonesia terlalu nyaman sendiri dimasa lalunya tanpa mikir inovasi dan perbaikan dari sisi pelayanan. Padahal seperti kata mimin lagi meledak jasa kirim paket krn e-comm. Dikalahkan zaman krn kagok beradaptasi. 😖"
"Mirip2 case nya taksi online dan taksi konvensional, telat buka jendela utk berinovasi, terlalu merasa aman dizona nyaman, pdhl perkembangan teknologi trs terjadi. Tp sprtinya hal ini berlaku jg ke semua bisnis."
PT. POS Indonesia terancam kolaps. Gaji karyawan sering telat dibayar tanda cash flow negatif.
— Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis) 20 Juli 2019
Agak ironis jg krn bisnis antaran paket barang booming krn ledakan ecommerce.
Kalah bersaing dg JNE, JNT, Tiki dkk.
Pos Indonesia jg tidak efisien. Kebanyakan karyawan. pic.twitter.com/x06nQzkMJd
Yang saya rasakan sebagai konsumen. jam buka kantor pos hanya sampe jam 3 sore. layanan antar paket tdk memuaskan. kryawannya jutek2. mau ambil Western Union aja dipersulit mesti ada surat domisili. pokoknya jd males pake jasa pos
— Edwar Ramadhan (@e2ramadhan) 20 Juli 2019
Disini kalau hasil pengamatan dari kacamata kesotoyan saya, PT POS Indonesia terlalu nyaman sendiri dimasa lalunya tnpa mikir inovasi dan perbaikan dari sisi pelayanan.
— ʙᴜᴋaи ᴏʀaиɢ ᴅaʟaᴍ (@ShopeelD) 20 Juli 2019
Pdhl seperti kata mimin lg meledak jasa kirim paket krn e-comm.
Dikalahkan zaman krn kagok beradaptasi. 😖
Mirip2 case nya taksi online dan taksi konvensional, telat buka jendela utk berinovasi, terlalu merasa aman dizona nyaman, pdhl perkembangan teknologi trs terjadi. Tp sprtinya hal ini berlaku jg ke semua bisnis.
— C.H.P (@cipto_hp) 20 Juli 2019