[PORTAL-ISLAM.ID] Kepulangan Habibana Rizieq Syihab di Mekkah jadi Syarat Rekonsiliasi?
Saya hargai niat baik Dahnil Anzar Simanjuntak supaya Habibana bisa pulang ke Indonesia. Saya lihat di tvOne bahwa pendapat abang ini semakin menegaskan bahwa rekonsiliasi itu mustahil terjadi.
Habibana bukan takut pulang ke Indonesia. Saya pernah lihat dokumen pencekalan yang menyebabkanya tidak bisa meninggalkan Saudi.
Beliau tidak pusing dengan keselamatan pribadinya meski operasi intelijen terus berlangsung. Yang lebih menyita pikirannya adalah nasib ummat dan Indonesia kedepan. Oleh karenanya beliau di Mekkah untuk sementara waktu agar ummat ini menang.
Siapa yang bisa menjamin jika beliau pulang ke Indonesia tidak terjadi penangkapan atau kriminalisasi lanjutan?
Lantas apakah Ummat akan diam saja jika itu terjadi?
Jika cinta sudah merasuki qalbu dan mati syahid terukir menjadi cita-cita tinggi yang didambakan. Apa yang ditakutkan?
Bukankah kita pemenang pilpres sebenarnya dengan jutaan massa yang super militan, bang?
Ini bukan semata soal menang kalah. Tapi soal perjuangan yang istiqomah, Ridho Allah yang dituju, bukan rekonsilasi untuk mendapat jatah kursi menteri!
Apakah Habibana mau mengorbankan perjuangan amar ma'ruf nahi munkarnya selama ini hanya demi kepulangannya???
Apakah Habibana mau mengorbankan perjuangannya untuk Islam agar tidak dinista dengan pemaham liberal, sekuler dan aliran sesat lainnya hanya demi kepulangannya???
Apakah Habibana mau mengorbankan penderitaan rakyat Indonesia seperti utang yang semakin menumpuk, pekerjaan sulit, para petani menjerit, harga pangan melambung, TDL dan tol naik, kekayaan alam dijarah asing aseng, hanya untuk kepulangannya???
Apakah Habibana mau pulang diatas suara rakyat yang dirampok dan darah para syuhada pemilu?
Demi Allah, saya yakin beliau tidak akan menukar semua itu dengan kepulangannya!
Kalau Habibana ingin hidup enak dan nyaman sudah dari dulu saat para mafia menawarkan uang triliunan rupiah yang ditolaknya untuk dibarter dengan penghentian Aksi Bela Islam!
Makanya Sayyidil Walid Alhabib Ali bin Abdurrahman Assegaf pernah berkata kalau Habibana di Mekkah itu hatinya "mislul jabal, laa yuziluhu syai'an" (seperti gunung tidak bisa digoyang, tidak bisa disingkirkan apapun juga). Dan bedanya hati kita dengannya seperti langit dan sumur.
Habibana dan FPI itu ancaman nyata bagi pelaku maksiat, liberal, pejudi, LGBT, pemabok, preman, cukong, koruptor dan kecurangan. Mereka tidak akan pernah menghendaki Habibana pulang. Dan mayoritas mereka itu bukan berada di kubu kita.
Rekonsilasi itu mustahil, Bang. Kita dengan FPI bisa bergandengan tangan, saling mendukung. Tapi dengan mereka bang.., kayak langit dan sumur, atau air dengan minyak. Selamanya kebenaran tidak akan bisa berdampingan dengan kebatilan dan kejujuran tidak akan bisa berdampingan dengan kecurangan.
Suatu waktu saya menemani Habibana menyambut tamu selama beberapa hari di Mekkah. Hampir semua tamu bertanya hal yang sama pada beliau, "Bib, kapan akan pulang?".
Datanglah rombongan pengusaha sepatu dari Surabaya, dia menawarkan diri memberikan jaminan kepulangan Habib dengan aman dan selamat ke Surabaya.
Mendengar itu saya kaget. Kok ke Surabaya? Sebagai warga Jakarta, saya tidak terima. Kami punya Gubernur Anies Baswedan yang hebat dengan seabrek prestasi dan penghargaan yang tak dipunya gubernur sebelumnya.
Saya potong bicaranya, "Pak, Jakarta jauh lebih siap dari Surabaya jika Habib ingin pulang. Enak aja ke Surabaya. Kami sudah sukses menggelar Aksi Bela Islam. Jutaan orang hadir disana," kataku, gak mau kalah.
Habibana pun tersenyum. Beliau menjawab, "Ustadz, soal kepulangan ana ke Indonesia itu gampang. Tapi untuk apa ana pulang kalau ummat ini tidak menang? Ummat harus menang dulu. Baru nanti ana akan pulang. Benar, kalau Jakarta akan jauh lebih siap (menyambut beliau -red)."
Mendengar itu saya tersenyum merasa menang..
(Gun Hendra bersama Habib Rizieq Syihab)
Dan jawaban beliau hampir sama ke setiap tamu yang bertanya demikian. Termasuk saya juga yang bertanya bagaimana jika Pak Prabowo yang datang menjemput ke Mekkah?
Jadi sebaiknya kepulangan Habibana tunggu nanti sampai Presiden RI yang terlantik is someone who speaks fluently in English for hours, not one minute.
And He will send a presidential aircraft with TNI escorts to pick him up in Mecca.
Salam oposisi!
(Oleh Gun Hendra)