APAPUN DALIHNYA, JIKA PRABOWO MENYERAHKAN LEHER KE REZIM? TAMAT!
Saya tegaskan, kepada siapapun Anda yang mencoba mengubah umat ini yang telah menjadi korban politik demokrasi, kemudian menuduhnya sebagai pelaku pengkhianat, agar kalian mendapat legitimasi untuk merapat ke kubu rezim, dan menangguk remah-remah dunia yang tidak seberapa, saya katakan: Anda lancang!
Anda, bahkan tak menampakan batang hidung, untuk berada dan bersama di parit-parit perjuangan, bersama umat ini untuk memperjuangkan visi perubahan. Sementara kami, bagian dari umat ini telah kehilangan sejumlah nyawa pada peristiwa 21-22 Mei, kami juga telah kehilangan banyak aktivis dan tokoh kami, menjadi korban penangkapan dan kebrutalan rezim.
Lantas, Anda seenaknya berdalih menuding poros ketiga, mengunggah puji puji basi kepada sejumlah tokoh yang tak setetespun menumpahkan keringat bagi umat ini, padahal umat ini telah banjir darah. Narasi poros ketiga, yang Anda mengigau tentang itu, menjadikan Anda meminta persetujuan, permaafan, bahkan dukungan untuk Prabowo merapat ke kubu rezim.
Pokok persoalannya bukan tentang Prabowo, tapi tentang Umat, tentang bangsa ini, tentang visi perubahan untuk mewariskan bangsa yang beradab pada generasi selanjutnya. Prabowo, kebetulan sejalan dengan visi itu lantas umat ini pun mendukungnya. Namun, jika Prabowo mengambil opsi lain, silahkan saja. Tapi jangan meminta permaafan, apalagi dukungan dari umat.
Kami, umat ini, adalah cucu-cucu para pejuang Islam. Kami telah terbiasa terbangun karena deru mesiu, terbiasa tetap khusu' sholat diantara dentuman meriam dan senapan.
Kami bukanlah petualang politik, yang menganggap daging umat itu murah, mudah melakukan transaksi politik dengan barisan penguasa zalim. Sejak awal, kami bergerak bukan karena ngiler jadi anggota DPR, kemaruk jabatan menteri, apalagi remah-remah recehan menjadi komisaris BUMN. Kami berjuang karena Islam.
Jika Anda, tak memahami Ruh dan spirit Islam, yang mampu mendorong kami untuk berkorban apapun demi Islam, lebih baik kembali ke kamar dan tidurlah. Jangan bermimpi, ingin mengelabui kami, setelah keringat, darah dan air mata kami bercucuran.
Saya mengambil opsi berkoalisi, dengan para penulis, siapapun yang masih memiliki nurani untuk membela umat ini. Saya, umumkan perlawanan kepada siapapun Anda, yang menulis sebagai kacung politik, untuk membangun opini agar kepecundangan dan pengkhianatan mendapat pembenaran.
Kami tak akan melupakan, apa yang telah terjadi dan sedang terus terjadi. Kezaliman terhadap kami, tidak mungkin mengerahkan kaki kami untuk melangkah ke istana tirani, atau sekedar mengirim surat ucapan selamat. Kami, telah memilih jalur perlawanan dan konsisten menapakinya.
Jika tidak mampu menunjukan sikap ksatria, jangan menyepelekan dan memperlakukan singa layaknya kambing. Anda, siapapun Anda, yang membuat seutas tali untuk bergelantungan diatas bangkai dan penderitaan umat, tak akan mendapat sedikitpun bagian kepercayaan, untuk membenarkan perilaku khianat dan mendukung kezaliman.
Jika tidak mampu mengunggah gelora dan semangat untuk perjuangan umat, jika merasa sudah lelah di jalur pertarungan politik, menepi dan rehatlah. Tidak perlu menggembosi umat, memilih diam itu lebih selamat ketimbang menjadi 'kompor meleduk' yang mendakwa dan menuding umat.
Biarkan, sisa perjuangan yang tinggal sejurus lagi ini kami yang tuntaskan. Anda tidur saja, kelak ketika kezaliman ini telah berakhir, visi perubahan ini telah nyata, saya berjanji akan membangunkan Anda dari tidur untuk turut serta menikmati buah perjuangan.
04-07-2019
(Nasrudin Joha)