[PORTAL-ISLAM.ID] DKI Jakarta meraih penghargaan dan masuk sebagai satu dari tiga kota terbaik dunia untuk perbaikan sistem transportasi. Penghargaan itu berupa Sustainable Transport Award (STA) yang merupakan ajang penghargaan tahunan yang menilai perbaikan mobilitas kota dan inovasi sistem transportasi.
"Tiga Kota Terbaik Dunia! Ya, Alhamdulillah, Jakarta diakui sebagai satu dari tiga kota terbaik dunia untuk perbaikan sistem transportasi dan mobilitas kota," tulis Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di akun medi sosial-nya, Jumat (28/6/2019).
Pada ajang Sustainable Transport Award 2020 yang diumumkan di Fortaleza, Brazil, Jakarta mendapatkan anugerah sebagai "Honorable Mention" atas usahanya dalam mengembangkan sistem BRT, Transjakarta, serta keberhasilan menaikan jumlah pelanggan hingga 200% dalam waktu kurang dari 3 tahun.
Penghargaan itu diberikan oleh komite yang terdiri dari lembaga-lembaga global seperti Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Bank Dunia, International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI).
Namun, Penghargaan yang diumumkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan ini banyak yang membully dan seperti gak terima Jakarta meraih penghargaan.
Para pendukung Jokowi-Ahok bahkan menyebut itu bukan prestasi Anies, tapai prestasinya Jokowi-Ahok.
Giliran dapat penghargaan langsung diklaim prestasi warisan Jokowi-Ahok, giliran ada masalah langsung Anies yang disalahkan.
Padahal dalam penghargaan di bidang transportasi Jakarta ini dilihat dari grafik pertumbuhan pengguna transportasi yang disediakan Pemprov DKI maka jelas terlihat terjadi pencapaian lonjakan yang meroket dalam setahun terakhir (2018). Artinya itu terjadi di era Gubernur Anies.
Aktivis masyarakat sipil ibukota keturunan Tionghoa yang selama ini mengkritisi siapapun gubernur Jakarta, Elisa Sutanudjaja, sampai heran dengan sikap sebagian pihak terutama di sosial media yang terlihat tidak suka dengan prestasi Jakarta ini.
"Kenapa ya banyak orang gak suka Jakarta mendapatkan penghargaan di bidang mobilitas.
Kalau baca websitenya, penghargaan diberikan utk kota yg melakukan perbaikan mobilitas.
Bukannya bagus jika ada perbaikan? Masak mau gitu2 aja dan status quo?" kata Elisa di akun twitternya.
"Soalnya gubernurnya bukan idola mereka. Gitu mba," komen @amsalfoje.
"Segelintir orang aj yg ga suka, ci.
(baca: segelintir ahokers).
Mereka yang merasakan kemudahan akses ke berbagai alat transportasi umum yg terintegrasi dg makin baik jauuuuuh lbh banyak dan tentunya mereka senang & berterimakasih akan kinerja @DKIJakarta," ujar @UG_Moody.
Elisa juga mengungkap pengalamannya bahwa sekarang sopir-sopir tambah ramah dengan penumpangnya.
"Dan “mungkin ini perasaan saya”, hanya saya merasa bahwa supir2 angkot yg tergabung dalam Jaklingko ini ramah2. Apa krn sdh dapat training dr PT TJ?" ujar Elisa.
"Bener bu...saya tanya pak ini lewat pasar kah... Lewat bu ayo masuk.... Pas mau turun tanya mau disamping atau depannya bu... Ow ada trainingnya," komen @NuyLubis.
"Udah berubah banget Jakarta sekarang," komen yang lain.
Kenapa ya banyak orang gak suka Jakarta mendapatkan penghargaan di bidang mobilitas.— Elisa (@elisa_jkt) 28 Juni 2019
Kalau baca websitenya, penghargaan diberikan utk kota yg melakukan perbaikan mobilitas.
Bukannya bagus jika ada perbaikan? Masak mau gitu2 aja dan status quo?
Segelintir orang aj yg ga suka, ci.— Y.U.G.I 👆 (@UG_Moody) 28 Juni 2019
(baca: segelintir ahokers).
Mereka yang merasakan kemudahan akses ke berbagai alat transportasi umum yg terintegrasi dg makin baik jauuuuuh lbh banyak dan tentunya mereka senang & berterimakasih akan kinerja @DKIJakarta.
Soalnya gubernurnya bukan idola mereka. Gitu mba.— Lasma Manullang (@amsalfoje) 28 Juni 2019
Bener bu...saya tanya pak ini lewat pasar kah... Lewat bu ayo masuk.... Pas mau turun tanya mau disamping atau depannya bu... Ow ada trainingnya— Nuy Lubis (@NuyLubis) 28 Juni 2019