[PORTAL-ISLAM.ID] Masih segar dalam ingatan saya, ketika Dr. Mursi berdiri di hadapan para hakim yang dzalim itu, ketika beliau diminta untuk mengatakan sesuatu atas vonis penjara baginya.
Pengadilan yang jelas mengada-ada, dan keputusan yang sudah ditetapkan bahkan sebelum palu diketok, bahkan setelah darah ditumpahkan di bundaran Rabiah Adawiyah.
Tapi Dr. Mursi, yang di dadanya terkumpul Al-Qur'an itu, tegar bagai karang, ia tahu perjuangannya di jalan yang syariat, dan ia dengan lantang membacakan ayat Allah:
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
(Yaitu) orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakut dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS 3: 171-175)
Tak ada keraguan dalam suaranya, tak ada sedih di wajahnya. Di ujung sana para hakim terintimidasi dengan ayat yang dibaca olehnya dan oleh ketenangan dirinya
Tanpa sadar airmata saya mengalir saat itu. Ternyata ada manusia seperti itu, begitu hebatnya, begitu istiqamah dalam perjuangannya, mantap dengan Al-Qur'annya
Kini Dr. Mursi sudah menutup usia, ia bahagia bersama Rabbnya, meninggalkan lubang menganga yang tak mungkin ditutup aktvis dakwah lainnya
Tinggalah diri ini, yang jauh hafalannya, jauh pengorbanannya, jauh kebaikannya, bertanya-tanya: Dengan apa bisa meminta ridha dan surganya Allah?
(Ustadz Felix Siauw)
Masih segar dalam ingatan saya, ketika Dr. Mursi berdiri di hadapan para hakim yang dzalim itu, ketika beliau diminta...
Dikirim oleh Ustadz Felix Siauw pada Senin, 17 Juni 2019