[PORTAL-ISLAM.ID] Kepolisian Republik Indonesia melarang aksi doa bersama untuk korban kerusuhan 21 dan 22 Mei di depan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, pihaknya terpaksa tidak memberikan izin untuk menghindari kejadian seperti 21 dan 22 Mei terulang lagi.
“Karena mengacu konferensi kejadian demo tanggal 21-22 kemarin itu sebagai dasar pertimbangan untuk aparat keamanan melakukan suatu kajian, tidak boleh memberikan rekomendasi melaksanakan kegiatan demo di depan kantor Bawaslu,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 28 Mei 2019.
Selain itu, sambung Dedi, Polri menilai para koordinator lapangan (korlap) aksi tidak mampu menertibkan atau meredam aksi dan tindakan massa. Jika masih tetap melakukan aksi, sambung Dedi, maka Polri sesuai dengan pasal 15 UU No 9/1998 aparat keamanan akan membubarkan.
“Mereka melawan. Ada pasal yang dilanggar. Pasal 311 sampai 318 KUHP,” pungkas Dedi.
Sumber: RMOL
Warganet pun mengecam hal ini.
"Jangan suka Parnoan napa seh pak... Dikit dikit gak boleh...," cuit @BangPino__.
"Masa sih berdoa mesti ijin polisi dulu, tar Tuhan marah lo pak, dikepret mencong tar," cuit @laudikalambe.
"Sudah sampai sejauh inikah?" cuit @Jay_F618.
"sudah ditebak pelaku sebenarnya," cuit @sniperalhambra1.
"Emang negara milik sapa ?" cuit @LUNA_FLAMBOYAN.
"Kata nya perusuh udah di Tangkepin kok takut sama orang berdoa," cuit @Wa2n_SparTan02.
Kok bisa apakah tidak tau bapaknya kalau ...... pic.twitter.com/z9QDYrY7L4— Zara Zettira ZR 1️⃣4️⃣ (@zarazettirazr) May 28, 2019