[PORTAL-ISLAM.ID] Beberapa hari belakangan, lini masa media sosial twitter diwarnai oleh gorengan isu mengenai radikalisme yang disebar oleh akun-akun pendukung Jokowi.
Mereka menyebar narasi bahwa radikalisme menyebabkan NKRI hancur. Salah satu pendukung Jokowi yang menyebarkan narasi ini adalah CEO Cyrus Network, Hasan Nasbi Batupahat.
Melalui akun twitter miliknya, Hasan mencuitkan bahwa ada agenda besar untuk membersihkan seluruh lembaga negara dari unsur radikal.
"Agenda besar yang mendesak setelah ini adalah membersihkan lembaga2 negara, Departmen2, kementrian, BUMN, Badan2, TNI, POLRI, Peradilan, Kejaksaan, KPK dll dari kelompok fanatik dan radikal. Pembiaran terhadap kelompok ini sudah terlalu lama. Buyar NKRI gara2 mereka," cuit @datuakrajoangek.
Tak pelak, Hasan pun dihajar telak pemilik akun @_haye_, warganet yang terkenal kritis dan cerdas.
"Retorikanya ketebelan. Bersihin aja dulu itu Kabinet Orange yg bikin Negara keropos.
Ga perlu radikal, Republik ini pasti bubar kalau terus diurus maling," cuit Hasan Yahya Assegaf.
Agenda besar yang mendesak setelah ini adalah membersihkan lembaga2 negara, Departmen2, kementrian, BUMN, Badan2, TNI, POLRI, Peradilan, Kejaksaan, KPK dll dari kelompok fanatik dan radikal. Pembiaran terhadap kelompok ini sudah terlalu lama. Buyar NKRI gara2 mereka.— Tukang Saluang (@datuakrajoangek) May 28, 2019
Retorikanya ketebelan. Bersihin aja dulu itu Kabinet Orange yg bikin Negara keropos.— haye targaryen (@_haye_) May 31, 2019
Ga perlu radikal, Republik ini pasti bubar kalau terus diurus maling. https://t.co/mbUoyW910n
Warganet pun berkomentar
"Lucu bnget. Bersihkan dulu dr para maling yg berkedok Agama n tradisi Pesantren, maling yg beranekaragam, klo itu beres radikalisme akan hilang dgn sendirinya. Btw siapa tuh yg balikin duit hasil maling ke @KPK_RI ?" cuit @Konco_82.Muka pantek kau pic.twitter.com/3YylGJZLJq— azmi (@slametan) May 31, 2019
"Jika Diurus tukang survey bayaran jadi kacau dah," cuit @Setio_Prasetyo.
Sebelumnya diketahui, Hasan Nasbi Batupahat pernah diperiksa KPK terkait kasus dugaan suap proyek pembangunan Pasar Atas Baru tahap II di Kota Cimahi, Jawa Barat. Dia diperiksa sebagai saksi bagi tersangka pemberi suap Muhammad Itoch Tochija, suami Wali Kota Cimahi Atty Suharti.
Atty juga telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait proyek ijon Pasar Atas Baru tersebut.
Untuk diketahui, Hasan merupakan sosok relawan Jakarta Baru, yaitu pendukung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012. Belakangan, Hasan juga diketahui menjadi pemodal Teman Ahok, relawan pendukung Ahok dalam Pilkada DKI 2017.