Oleh: Joko Intarto
Hari ini, banyak engineer IT yang kecewa berat. Menanggapi beredarnya foto dan video kunjungan Bawaslu ke ruang server KPU. Ruang itu dinilai tidak lebih baik dibandingkan ruangan warnet. Jauh dari layak untuk ruang data center yang harus mengamankan data sangat penting itu. Komentar mereka mudah ditemukan di social media.
Saya tidak punya keahlian apa pun dalam masalah server dan ruangan pusat penyimpanan data. Walau demikian, saya pernah punya server dan punya usaha jasa server. Teman-teman yang ahli di bidang itulah yang mengelola.
Kalau melihat foto dan video ruangan server KPU yang sempit dengan kabel-kabel yang semrawut itu, saya hanya bisa bertanya-tanya. Kok beda banget dengan foto ruangan server saya?
Dulu, teman-teman merekomendasikan menempatkan server saya di sebuah gedung yang dirancang khusus untuk itu. Gedung itu dikelola dengan manajemen yang ketat dan memiliki sistem pengamanan super maksimum. Tentu saja saya harus menyewa.
Melihat orang-orang yang masuk ke ruangan itu hanya mengenakan hem, saya pun heran. Dulu kawan-kawan saya setiap masuk ke ruang server harus memakai jaket tebal dan penutup kepala karena suhunya di bawah 16 derajat Celcius. Katanya, suhu rendah itu berguna untuk mempertahankan kinerja server agar selalu optimal.
Ibarat menjenguk orang sakit, kalau yang berkunjung dokter, sebutannya visite. Kalau yang datang keluarga atau teman, istilahnya bezoek. Saya tidak tahu apakah petugas Bawaslu datang dalam status visite atau bezoek. Yang saya lihat di foto dan video, gaya mereka lebih mirip orang sedang melihat-lihat kulkas.
Gw baru nyadar mengapa terjadi tragedy fatalty yg luar biasa, lah managemen KPUnya gak profesional gini!— ㅤㅤㅤ (@KingPurwa) 1 Mei 2019
Siapa yang setuju nie ruangan server @KPU_ID kek warnet di pojokan pasar?
Setuju 👉 RT ato Like
Setuju sekali 👉 RT dan Like#PemiluCurangItuKejahatan pic.twitter.com/OuThnBTPFX