Catatan Joko Intarto: KALAU KUNCI RUMAH DIPEGANG MALING


KALAU KUNCI RUMAH DIPEGANG MALING

Oleh: Joko Intarto
(Wartawan senior)

Saya punya beberapa akun menggunakan database email. Berarti saya punya server dan storage walau kapasitasnya terbatas. Server untuk menjalankan fungsi mengirim dan menerima surat elektronik. Storage sebagai lemari arsip untuk menyimpan email masuk dan keluar.

Nah, untuk membuka akun itu, saya menggunakan sejumlah device: Dua smartphone, dua laptop dan satu personal computer (PC). Agar bisa membuka akun tersebut, saya harus bisa memasukkan kode akses berupa nama email dan password sesuai yang tersimpan pada server Google dan Yahoo.

Kode akses merupakan sistem pengamanan terhadap akun itu. Bila saya tidak bisa menulis password yang benar, sistem akan menolak. Akun tidak bisa dibuka. Kalau lupa, Google dan Yahoo menyediakan prosedur untuk mengganti password.

Saya tidak tahu di mana lokasi server Google dan Yahoo. Lokasi tidak penting buat saya. Fungsinya yang utama. Lagi pula, ‘server saya’ itu sebenarnya bukan benar-benar punya saya. Google dan Yahoo memberikan secara cuma-cuma.

Selain punya akun dengan server dan storage yang tidak pernah saya ketahui lokasinya, saya juga pernah punya akun yang server dan storage-nya saya tahu persis tempatnya: di Gedung Cyber. Dulu, saat masih punya bisnis menyewakan server.

Untuk membuktikan bahwa saya punya akun pada server dan storage tersebut, dibuatlah sistem yang sama dengan Google dan Yahoo: Harus punya kode akses. Kalau tidak bisa mengakses, sistem akan menyimpulkan: Saya bukanlah pemilik akun.

Kalau server diibaratkan rumah dan storage adalah lemari di dalam rumah itu, kode akses adalah kunci untuk masuk ke rumah dan kunci untuk membuka lemari. Itu menurut pemahaman saya, yang awam.

Tadi sore saya menerima kiriman sebuah video. Isinya, penjelasan seorang ahli IT, saat mengikuti kunjungan pimpinan DPR-RI untuk melihat server dan storage Situng KPU yang ajaib itu. Menurut penjelasan dalam video tersebut, orang KPU ternyata tidak berhasil membuktikan bisa mengakses servernya sendiri.

Penjelasan pakar IT itu semakin melengkapi kelucuan KPU sebagai penyelenggara pemilu. Ibaratnya, saya tidak bisa masuk ke rumah saya sendiri, karena kunci rumah dipegang tetangga sebelah. Betapa berbahayanya kalau yang pegang kunci itu ternyata maling.(jto)

*Sumber: fb penulis

[Video]
Baca juga :