[PORTAL-ISLAM.ID] Tersenyum tapi serem juga lihat meme di medsos ada seorang bawa koper lalu menyatakan ingin jadi raja, mbah. Si Mbah berbentuk kodok raksasa menjawab harus ada tumbal ratusan. Tentu iseng dibuat model begitu. Namun membuat merenung juga. Karena kematian ratusan petugas Pemilu menjadi misteri maka muncul teori- teori. Dan "teori" yang terakhir muncul adalah "teori tumbal karena ingin jadi raja". Ketidak jelasan membuat berbagai bayang bayang kemungkinan. Jadinya kemana-mana, termasuk dunia mistik.
Waktu "musim" teroris ramai beberapa waktu lalu, kini juga masih muncul ujug-ujug, maka keluar berbagai teori kemungkinan mulai dari teori "pengantin", "keputusasaan ekonomi" hingga "teori konspirasi". Namanya juga misteri sehingga dugaan muncul bermacam-macam. Dulu zaman penghujung Orde Baru ada kasus "pembunuhan misterius" juga tak jelas dan tak tuntas. Timbul dugaan macam-macam pula dari keseriusan membasmi "kaum preman", "keputusasaan hukum" hingga "tumbal keselamatan negeri sang raja". Isu mayat disebar di berbagai tempat juga berkembang. Pandangan rasional hingga mistik-mistik. Begitulah dunia misteri.
Pembiaran dan tidak seriusnya menangani kematian 500 an lebih petugas Pemilu dan ribuan yang sakit, wajar menimbulkan berbagai dugaan. Dari yang "rasional" kelelahan karena Pemilu serentak, sengaja di racun oleh "PKI baru", hingga pandangan mistik "tumbal demokrasi". Betapa "tenang" nya Pemerintah melihat dan merespons insiden ini seolah-olah membiarkan hal ini untuk tetap menjadi misteri. Aktivis hukum, para dokter, dan masyarakat sudah teriak-teriak perlunya penyelidikan serius. Butuh kejelasan ada apa dibalik kematian aneh ini. Bukan berita santunan saja yang ingin didengar publik. Dunia juga mulai menyoroti Indonesia yang "sakit".
Mestinya Pemerintah mengambil langkah nyata dan bertanggung jawab. Nyatakan sebagai bencana "politik" nasional, kemudian instruksikan Kemendagri dan Kemenkes untuk bergerak meneliti peristiwa kematian massal dan janggal. Sementara kepolisian juga bergerak melakukan penyelidikan kalau saja terjadi unsur pidana dalam insiden ini. Masyarakat akan membantu optimal untuk menguak kejadian aneh ini.
Sabotase upaya peracunan peserta aksi di Bawaslu kemarin menjadi pelajaran. Pelaku hilang misterius. Kejahatan Pemilu nyatanya ada dan mulai mengemuka.
"Tumbal Demokrasi" tak boleh ada apalagi disengaja atau dianggap lumrah. Seperti dulu pernah terucap oleh Pemimpin Negara ketika PKI mencoba kudeta "lumrah dalam revolusi..". Kita adalah bangsa bermartabat, bermoral, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Jangan biarkan berkembang "fitnah" karena memang membiarkan suatu misteri.
Sebenarnya mudah untuk memperjelas kasus ini, asal ada kemauan dan kejujuran dalam berpolitik.
Ya inilah yang kini rakyat Indonesia sedang serius permasalahkan "kejujuran politik !"
Bandung 13 Mei 2019.
Penulis: M Rizal Fadillah (Mantan Aktivis IMM)