[PORTAL-ISLAM.ID] Ratusan petugas KPPS telah meninggal dunia di Pemilu 2019 ini. Penyebab kematiannya pun masih misterius. Banyak para ahli yang bertanya-tanya penyebab kematian mereka.
Seperti dokter Robiah Khairani Hasibuan atau dikenal Ani Hasibuan. Ia turut mempertanyakan penyebab kematian petugas KPPS serta memberikan analisis medisnya.
Namun, analisis medisnya ternyata berujung pada pelaporan yang dilakukan oleh Carolus Andre Yulika ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Laporan tersebut tertera pada laporan polisi nomor: LP/2929/V/2019/PMJ/Dit Reskrimsus pada tanggal 12 Mei 2019. dokter Robiah disangkakan telah melanggar Pasal 28 Ayat 2 junto Pasal 35 junto Pasal 45 Ayat 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE.
Dokter Ani dituding telah menyebarkan berita atau pemberitahuan bohong yang dapat mengakibatkan keonaran di masyarakat yang terdapat di portal media berita tamshnews.com.
Oleh karenanya, Dokter Ani dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan hari Jumat (17/5/2019) sekitar pukul 10:00 WIB di ruang Subdit Sumdaling Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Hal tersebut merujuk pada Surat Perintah Penyidikan yang tercantum pada nomor: SP.DIK/391/V/RES.2.5/2019/Dit Reskrimsus pada tanggal 15 Mei 2019.
Diketahui, dokter Ani Hasibuan juga sempat menjadi pembicara di program acara stasiun televisi swasta Tv One. Dokter Ani memberikan penjelasan medisnya serta analisa penyebab kematian ratusan petugas KPPS yang menurutnya tidak mungkin akibat kelelahan.
Namun, penjelasan dokter Ani pun mendapatkan respons dari seorang caleg dari PDIP, Adian Napitupulu yang juga menjadi pembicara di acara tersebut. Adian menilai Dokter Ani telah merendahkan pekerjaan petugas KPPS.
Dokter ahli syaraf, dr. Ani Hasibuan di acara 'Catatan Demokrasi Kita' tvOne, Selasa (7/5/2019), menjelaskan selama 22 tahun jadi dokter tidak ada COD (Causes of Death/penyebab kematian) karena kelelahan.
Untuk itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bertanggungjawab. Bukan malah menuding politisasi.
"KPU harus tanggung jawab, urus nih yang 554 orang ini kenapa meninggal, ada apa? Kematian itu tidak perlu ditangisi, sudah harinya, tapi apa sebabnya teliti," kata dr. Ani Hasibuan.
"Ini bencana pembantaian apa pemilu, kok banmyak amat yang meninggal," ujarnya.
[video]
— DEWO.PB (@putrabanten80) 7 Mei 2019