[PORTAL-ISLAM.ID] Sejumlah tokoh pendukung Prabowo Subianto dijerat hukum. Ustadz Bachtiar Nasir jadi tersangka dugaan pencucian uang, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen dan Eggi Sudjana disangka berupaya melakukan makar.
Sementara Permadi dilaporkan dengan tuduhan menyerukan revolusi/makar. Ustadz Haikal Hassan Baras dilaporkan pasal UU ITE.
Penetapan tersangka tiga pentolan kubu Prabowo tersebut memunculkan tanda tanya besar karena dilakukan ketika proses Pemilu yang masih bergulir disertai perdebatan.
Upaya kepolisian mengusut kasus yang menjerat para pentolan kubu Prabowo pada akhirnya beririsan dengan kepentingan politik.
Direktur Riset Populi Center Usep S Ahyar mengatakan proses hukum memang semestinya diusut hingga tuntas. Namun kemunculan kasus tersebut di tengah isu kecurangan Pemilu 2019 telah memunculkan pandangan lain.
Terlebih untuk kasus Bachtiar, kata Usep, baru kembali mencuat setelah berhenti lama dengan jeda hampir setahun.
"Dengan momen yang tidak tepat bisa menimbulkan kecurigaan, wah ini ada proses politik yang berjalan di balik proses hukum," kata Usep kepada CNNIndonesia.com, Kamis (9/5/2019).
Usep tak menampik bahwa Bachtiar, Kivlan, Eggi Sudjana (dan Haikal Hassan) punya pengaruh besar di kubu Prabowo sebagai tokoh penggalang massa.
Menurutnya, kasus itu justru bisa semakin menyatukan massa pendukung 02.
"Ini justru mempersatukan pendukung 02 dengan jargon-jargon dengan jualan seperti di awal-awal menyatukan mereka dengan isu penistaan ulama, pemerintah tidak pro ulama," tuturnya.
Usep tak menampik ada tendensi pada upaya penggembosan kekuatan kubu 02 yang dilakukan rezim petahana melalui jalur hukum. Namun, di sisi lain jika upaya penggembosan itu benar maka bisa berpotensi menjadi blunder bagi kubu 01 atau dalam hal ini pemerintah.
Usep menilai jika benar ada motif politik dalam kedua kasus tersebut, maka hal itu menunjukkan bahwa kubu 01 terlalu memberikan respons yang berlebihan.
Respon tersebut, kata Usep, terkait dengan isu kecurangan Pemilu yang dihembuskan oleh kubu 02 hingga seruan soal people power.
"Menurut saya reaksi berlebihan, ketakutan terhadap ancaman-ancaman itu, menurut saya kadang-kadang tanggapannya berlebihan yang akhirnya menjadi blunder," ucapUsep.
Sumber: CNNIndonesia