Oleh: Nanik Retnaningsih*
MEMBANGUN PERSEPSI NEGATIF PADA LAWAN POLITIK ALA PAK JOKOWI
Kejadian ini berulang kali terjadi dan akan diulang² terus walau Pak Jokowi tahu bahwa itu salah, dia ga peduli yang penting pesan yang sampai ke Masyarakat bahwa Lawan Politiknya Negatif.
🔹Aku mulai dari statement Pak PS (Prabowo Subianto) bahwa ada kebocoran Anggaran sebesar 25%, Pak Jokowi langsung response kalau ada mana buktinya laporkan ke KPK.
Tentu saja Pak PS tidak akan memberikan bukti ke KPK dan ini oleh yang "tak paham" akan ditanggapi bahwa Pak PS asal bicara walau setelah itu Pak JK dan Mendagri meng-iyakan pernyataan Pak PS bahwa benar ada kebocoran anggaran berupa korupsi oleh banyak pejabat negara.
Dan walau telah mendapat penjelasan dari Pak JK dan Mendagri, tapi Pak Jokowi tak kan mau mengakui itu dan dibiarkan saja masalah itu hilang begitu saja.
🔹Selanjutnya KASUS TANAH HGU,
Persepsi yang dibangun adalah:
Pak PS adalah Tuan Tanah yang menguasai tanah "seolah secara ilegal", walau dia tahu itu ga benar tapi dia ngomong terus soal tanah HGU yang ratusan hektar milik Pak PS ini berulang kali setiap kampanye.
Dan dia tidak peduli walau Pak JK juga Mentri²nya sudah menjelaskan bahwa Tidak Ada Masalah dengan Tanah HGU milik Pak PS, dan dia tidak berhenti bicara yang menyudutkan Pak PS.
🔹Kasus lain adalah DUKUNGAN KELUARGA UNO buat 01.
Dia dengan bangga bilang kemana² kalau semestinya keluarga ya dukung keluarga kan? Persepsi yang dibangun adalah:
"Kenapa keluarga Uno dukung saya? Ada apa dengan dengan Pak Sandiaga koq keluarganya aja ga mau dukung?"
Walau sebenarnya yang dukung cuma 12 orang dan itupun ada yang sudah meninggal? Dan Uno yang dukung itu ternyata ga kenal dengan Pak Sandiaga, tapi dia berhasil membuat persepsi negatif seolah Pak Sandiaga bermasalah dalam keluarga besarnya.
🔹Kasus selanjutnya adalah persepsi BAHWA PAK PRABOWO MEREMEHKAN TNI.
Dalam debat Capres yang terakhir sangat jelas bahwa Pak PS bilang bahwa Anggaran untuk TNI Kita kurang, karena untuk Negara sebesar INDONESIA maka Alutsita yang ada sekarang kurang memadai.
Tapi Pak Jokowi bilang "seolah Pak PS TIDAK MEMPERCAYAI TNI" dan "SEOLAH MEREMEHKAN TNI" padahal semua yang lihat malam debat itu tahu apa maksud Pak PS.
Tidak berhenti disitu, esoknya Pak Jokowi masih mengulang² lagi bicara "seolah Pak PS merendahkan TNI" - dan netizen sampai gemes koq goblog amat sich gitu aja ga paham²? Padahal bukan Pak Jokowi ga paham namun memang sengaja dibuat "persepsi negatif" seperti itu.
🔹Dan yang terbaru adalah adanya "KEBOCORAN PENERIMAAN NEGARA sampai 2000T"
Pak Prabowo bilang ada kebocoran penerimaan Anggaran sebesar 1000T, namun faktanya KPK bilang bocornya malah 2000T.
LALU PAK JOKOWI RESPONS Pak Prabowo begini: Bocar Bocor, yang Mana Bocornya?
"Kalau bocor laporkan saja ke KPK. Yang bocor di sebelah mana, bocor di keran mana, bocornya di sektor apa, jumlahnya berapa, bawa bukti-bukti," katanya.
ANEH kan? Sudah jelas² KPK juga bilang ada kebocoran, kenapa minta data ke Pak Prabowo? Jadi persepsi yang dibangun adalah:
Pak PS tidak punya bukti dan asal bicara padahal sangat jelas bahwa KPK sudah punya datanya.
JANGAN DIKIRA bahwa masyarakat tidak termakan oleh "Persepsi Negatif pada 02" yang dibangun oleh Pak Jokowi ini, banyak banget yang Percaya Begitu saja terutama para Pendukungnya dan mungkin rakyat yang malas atau tidak mau melakukan cek n ricek.
JADI JANGAN UNDERESTIMATE terhadap Pak Jokowi, karena sejatinya Pak Jokowi tidak bodoh seperti yang dikira banyak orang namun memang sengaja membangun persepsi negatif pada lawan politik.
Dia tidak peduli benar atau salah karena toch nanti bisa "diralat", dia tidak peduli masyarakat bilang apa yang penting tujuannya tercapai.
Sampai disini paham kan?
*Sumber: fb penulis