[PORTAL-ISLAM.ID] Sebuah artikel tajam dan menohok mengenai calon presiden petahana Joko Widodo dimuat oleh media asal Inggris, The Guardian. Artikel berjudul "Joko Widodo: how 'Indonesia's Obama' failed to live up to the hype" ditulis dengan apik oleh Kate Lamb, seorang jurnalis senior perempuan yang banyak berinteraksi dengan masyarakat Indonesia.
Dalam tulisannya, Kate tak hanya menguliti Jokowi dengan diksi-diksi tajam, tapi juga memaparkan opini-opini publik mengenai Jokowi.
Dengan "lempeng" (lurus, red), Kate menyebut Jokowi sebagai "Indonesia's Obama" untuk menggambarkan kemiripan keduanya dalam meraih simpati rakyat secara instan sekaligus mensejajarkan kegagalan keduanya dalam mengelola negara.
Kate juga menuliskan kritik dari beberapa pengamat mengenai "Indonesia Maju" yang menjadi semboyan kampanye Jokowi. "Maju ke mana?", tulisnya.
Kate juga menyampaikan pernyataan keras seorang analisis yang menyebut Jokowi sebagai tabula rasa berideologi kosong karena sebagai pemimpin, Jokowi kurang visioner ketimbang para teknokrat.
Dengan rinci, Kate juga memaparkan bahwa Jokowi yang dirayakan sebagai presiden non militer, ternyata justru memilih anggota kabinet dan lingkaran dalamnya dari kelompok para Jenderal era Orde Baru yang disebut-sebut terlibat dalam kejahatan berat perang dan pelanggaran HAM.
Artikel yang ditulis Kate Lamb ini segera mengguncang lini masa dan menarik perhatian warganet. Reaksi keras datang dari para pendukung Jokowi. Mereka pun kemudian menyerang Prabowo Subianto dan akun twitter pribadi Kated. Padahal dalam artikel tersebut, Kate juga secara tajam mendeskripsikan Prabowo.
Berikut beberapa tanggapan warganet
"I don't care about Obama. Comparing the two is futile. Jokowi have failed on many fronts," cuit jurnalis senior @apathoni.
"Obama aja udah gagal, apalagi KW-nya... 😁," cuit @sheknowshoney.
"((Ideological Blank Slate)) Mbak @_KateLamb is brutal...," cuit @_haye_.
"Keywords are: HYPE and FAILED. That's all, folks!" cuit @papazuy.
"Jokowi’s campaign tagline this year is “Indonesia maju” meaning “Indonesia advancing” – but many political analysts wonder: advancing to where? (BACA DEH, #SudahTamatBos )," cuit Wakil Ketua DPR RI @Fahrihamzah.