[PORTAL-ISLAM.ID] Hitung cepat alias quick count yang tak sesuai dengan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Provinsi Bengkulu merupakan bukti kalau kebanyakan lembaga survei hanya membangun opini sesat.
Begitu disamapikan oleh Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Arief Poyuono. Dia menduga, opini sesat itu sengaja dibangun untuk memuluskan kecurangan saat real count, demi memenangkan pasangan Joko Widodo-Maruf Amin.
"Quick count salah total di Bengkulu bukti awal kalau memang quick count digunakan untuk membangun opini sesat oleh lembaga survei dengan tujuan untuk melakukan kecurangan saat real count yang nantinya akan memenangkan pasangan 01," katanya, Minggu 28 April 2019.
Bukan hanya itu, menurut dia tujuan lain dari quick count adalah untuk melemahkan harapan dan semangat mayoritas masyarakat Indonesia yang memang ingin ganti presiden.
Namun ditekankannya bahwa masyarakat Indonesia tak akan bisa dibohongi dan dibodohi oleh quick count lembaga-lembaga survei yang sebenarnya hanya cari keuntungan.
"Apalagi sekarang kecurangan-kecurangan yang banyak menguntungkan Pasangan 01 di era kemajuan teknologi bisa langsung diketahui dan disebar oleh masyarakat melalui medsos," imbuhnya.
Untuk itu, diingatkannya, jika kecurangan dilakukan untuk mendapatkan kemenangan, maka itu bisa menciptakan kerusuhan. Sebab katanya bukan tidak mungkin masyarakat akan merasa ditipu dan dicurangi oleh lembaga survei, KPU, kubu 01. Parahnya lagi, ada dugaan kalau aparat Polri telah berlaku tidak netral.
"Ingat ya jangan sampai kerusuhan akibat kecurangan di Pilpres bisa menyebabkan disintegrasi bangsa loh," pungkas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Sumber: RMOL