Jangan Merasa Lemah, Jangan Pula Berputus Asa
Allah 'Azza wa Jalla sendiri yang memerintahkan kepada kita untuk memohon. Allah Ta'ala berseru, "قُلِ. Katakan!" Maka ungkapkan perkataan kepada-Nya. Allah Ta'ala pula yang mengajarkan kepada kita rangkaian bacaan do'anya. Artinya, inilah rangkaian do'a yang Allah 'Azza wa Jalla menyukainya.
Apa yang harus kita katakan? Do'a yang susunannya seperti ini:
اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Tetaplah memohon. Jangan surut. Kuatkan tawakkal. Jangan berputus asa. Ingatlah makar yang tipu daya yang telah berlalu di tahun 2017 yang kemudian Allah Ta'ala mentahkan. Laa ta'jiz (jangan merasa lemah dan sial). Pegangilah apa yang Allah Ta'ala nyatakan:
وَمَكَرُوا۟ وَمَكَرَ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَٰكِرِينَ
Ingatlah, kepada orang-orang fasiq, Allah Ta'ala larang kita husnuzhan. Apalagi langsung mempercayai. Perintah Allah ialah, memeriksa dengan teliti kebenaran informasi yang dibawa oleh orang-orang fasiq.
Ingatlah firman Allah Ta'ala di dalam Al-Qur'an:
ﻳَٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻟَّﺬِﻳﻦَ ءَاﻣَﻨُﻮٓا۟ ﺇِﻥ ﺟَﺎٓءَﻛُﻢْ ﻓَﺎﺳِﻖٌۢ ﺑِﻨَﺒَﺈٍ ﻓَﺘَﺒَﻴَّﻨُﻮٓا۟ ﺃَﻥ ﺗُﺼِﻴﺒُﻮا۟ ﻗَﻮْﻣًۢﺎ ﺑِﺠَﻬَٰﻠَﺔٍ ﻓَﺘُﺼْﺒِﺤُﻮا۟ ﻋَﻠَﻰٰ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻠْﺘُﻢْ ﻧَٰﺪِﻣِﻴﻦَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka tabayyunlah (periksa dengan teliti), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujuurat, 49: 6).
Di Perang Uhud, pasukan tergesa-gesa turun dari celah-celah gunung karena mengira perang telah usai. Khalid bin Walid yang saat itu belum menjadi muslim, segera balik kanan melakukan serangan. Padahal mereka awalnya sudah melihat kekalahan di depan mata.
Sebuah pelajaran penting.
Maka jangan lengah, jangan pula putus asa. Jangan terjebak oleh kegembiraan yang meluap-luap, jangan pula merasa lemah (laa ta'jiz). Semasif apa pun kecurangan dengan mengandalkan kekuasaan yang terstruktur, ingatlah Namrud mati hanya oleh seekor nyamuk.
(Mohammad Fauzil Adhim)