[PORTAL-ISLAM.ID] Pilpres usai digelar, tinggal menunggu hasil rekap KPU. Namun, terlepas apapun hasil pengumuman KPU, secara defacto, Prabowolah pemenangnya.
Bahkan sebelum pemungutan suara digelar, rakyat sudsh menasbihkan bahwa Prabowolah the real president. Setidaknya presiden di hati banyak rakyat Indonesia.
Hal ini bisa dilihat dari antusiasme warga saat menyambut Prabowo-Sandi dalam setiap kampanyenya, yang berbanding terbalik dengan kampanye Jokowi-MA.
Secara real count pun, pilpres kali ini sepertinya akan dimenangkan PS-SU. Hasil RC BPN, dan (kabarnya) data yang dihimpun Babinsa, memenangkan 02 secara mutlak. Maka tak heran Prabowo dengan pede mendeklarasikan kemenangan. Berbeda dengab kubu Jokowi yang terlihat gagap.
Sinyal kekalahan 01 jelas terlihat dari beberapa indikasi. Wajah-wajah murung tokoh ring 1 TKN, ketidakberanian Jokowi mendeklarasikan kemenangan walaupun unggul di QC, pernyataan unggul yang hanya disampaikan oleh Hasto dan Muldoko, wacana pemilu ulang, dan permintaan pertemuan LBP dengan Prabowo, merupakan sinyal kuat kekalahan 01.
Hari-hari ke depan merupakan hari-hari yang berat dan ruwet bagi Jokowi. Bak benang kusut.
Bayangan kekalahan di RC KPU serta bayang-bayang hitam nasibnya pasca pelantikan PS,, jelas sangat menghantui hari-harinya.
Andaikan PS menang, sangat mungkin jejak masa lalunya akan ditelisik. Kasus trans Jakarta, reklamasi, proyek infrastruktur, penjualan BUMN, dll tentu akan diaudit.
Jangan lupa, KPK pasca Jokowi pasti lebih berani-bahkan sekarang pun di saat perahu baru oleng saja KPK sdh berani nakal dgn menciduk orang-orang dekat Jokowi. Terlebih lagi jika Jaksa Agung dipegang oleh Novel Baswedan, maka Jokowi akan menghadapi dua tombak kembar: KPK dan kejaksaan.
Nasib terburuk, Jokowi akan senasib dgn Najib Razak. Jikalau beliau benar-benar bersih, setidaknya rakyat masih mengenangnya sebagai Bapak Infrastruktur (walaupun meninggalkan banyak hutang).
Bahkan seandainya Jokowi dinyatakan menang pun, hari-hari yang akan dilalui tidaklah menjadi mudah. Penolakan dari masyarakat dari kubu 02 hampir pasti terjadi. People Power sepertinya menjadi keniscayaan.
Sinyal ke arah situ cukup kuat. Pernyataan Amien Rais, saran para pendukung agar PS menolak rekonsiliasi yg disampaikan 01, menjadi pertanda bahwa rakyat akan menyambut perang total yg disampaikan Muldoko.
Jika people power benar terjadi, benar-benar akan memukul mental Jokowi.
Massa PS banyak dan militan. Barisan pendukung dari kalangan intelektual, aktivis, ulama, hingga emak-emak jelas bukan psukan kaleng yang mudah ditundukkan.
Mereka sudah memiliki amunisi untuk menggerakkan people power. Carut marutnya pilpres bisa menjadi bensin pencetus ketidakpuasan publik.
Mengandalkan TNI untuk menghadapi massa pun kayaknya tdk mungkin. Soliditas TNI dalam membela rakyat sangat teruji. Lagian, di lingkungan Paspampres pun Jokowi kurang diminati (kalah hampir di semua TPS).
Andaikan Jokowi berhasil dilantik kembali pun, jalan terjal mesti dihadapi setiap hari.
Prabowo akan menjadi tokoh oposisi yang sangat disegani. Ditambah lagi tokoh lain semacam Rizal Ramli, Kwiek Kian Gie, Said Didu, Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan, dan sederet tokoh berkualitas lain di samping Prabowo, jelas bukan lawan mudah untuk dihadapi ketika mereka mengkritisi.
Media Sosial dapat dipastikan menjadi ajang bullian terhadap rezim, dan akan sangat sulit ditanggulangi. Ajang blusukan yang selama ini menjadi trade mark Jokowi, berubah menjadi hal yang paling dihindari. Takut diteriaki. Bahkan untuk menghadiri acara yangg bersifat massal, Jokowi pun mesti berpikir seribu kali.
Kasus yang menimpa Ridwan Kamil di stadion sangat mungkin terjadi pada Jokowi.
Jadi, menang atau kalah bagi Jokowi sepertinya sama-sama tidak mengenakkan.
Maju Kena, mundur kena!
Saatnya ngundhuh wohing pakarti!
Penulis: Aira