[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat dan ahli statistik, Tras Rustamaji, menemukan kejanggalan web real count sementara KPU (https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/hitung-suara/)
Menurutnya patut diduga ada upaya penggiringan opini dari cara KPU input data C1 real count di webnya.
Yaitu dengan memasukkan dulu sebanyak-banyaknya data form C1 yang berasal dari Jawa Tengah yang sudah diketahui merupakan lumbung suara 01.
Sementara Jawa Barat yang merupakan lumbung suara 02 data form C1 yang diinput di Web KPU kalah jauh dari C1 Jateng. Padahal jumlah pemilih (DPT) Jabar lebih banyak dibanding Jateng.
Dengan input C1 Jateng lebih banyak dari Jabar, sehingga data real count KPU saat ini posisinya 01 55%, sedang 02 45%. Mirip dengan hasil quick count.
"Saat ini suara yang masuk (form CI)
Jabar = 260.930
Jateng = 804.844
Padahal DPT Jabar 33 juta DPT Jateng 27 juta
Jadi kalau liat real count KPU ini wajar kalau kita katakan ini adalah pembentukan opini, karena mereka masukan kantong 01 lebih banyak," kata Tras Rustamaji di akun twitternya.
"Kalau saya normalisasi Jateng, Jabar dan Jatim dari data ini. Artinya saya data entrynya normal tidak didahulukan jateng dan jatim, maka yg akan tampil perolehannya adalah 50% : 50%. Silakan dicoba. Artinya mereka bikin opini agar suara KPU = QC so far. Kawal suara!" lanjutnya.
Pagi ini (Sabtu 20 April 2019) redaksi baru CEK di situs KPU:
Input C1
JABAR (215.095 vs 259.443) = 474.538
JATENG (919.866 vs 293.006) = 1.212.872
Padahal:
DPT Jabar 33.276.905
DPT Jateng 27.430.269
Tapi input didahulukan JATENG yang lebih banyak. Sangat tidak proporsional.
Disamping itu, input C1 Jabar juga yang diinput duluan yang selisih suara 01 dan 02 tidak terlalu banyak. Padahal di Jabar 02 menang telak selisih banyak.