[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menilai, reaksi calon presiden petahana Joko Widodo marah-marah menyikapi fitnah yang dialamatkan kepadanya selama ini, terlalu berlebihan.
Pasalnya, fitnah itu belum ada apa-apanya dibanding yang diterima Pigai selama ini. Selain itu, pemimpin di sejumlah negara di Eropa dan Amerika juga biasa dikritisi dengan begitu tajam oleh masyarakat, bahkan cenderung mengarah ke fitnah.
"Natalius Pigai (dikatain) monyet, gorilla, hitam. (Fitnah) ke Jokowi mah enggak ada apa-apanya. Tapi dia bilang akan balas. Pemimpin di Eropa, AS sama kok (dikritik)," ujar Pigai pada diskusi bertajuk 'Stop Politisasi Bansos APBN!' yang digelar Seknas Prabowo-Sandi di Jakarta, Rabu 27 Maret 2019.
Pigai kemudian memaparkan, ada tiga aspek yang cenderung dikritisi masyarakat dari seorang pemimpin. Yaitu, aspek kecerdasan intelektual, keterampilan kepempinan, serta mental dan moral.
"Kalau kecerdasan intelektual dikritik, keterampilan dikritik, kapasitas mental dan moral dikritik, rekam jejak dikritik, apa itu fitnah? Ya enggak-lah. Wajar rakyat kritik," katanya.
Pigai juga menilai sikap Jokowi marah-marah menanggapi kritikan padanya menunjukkan calon presiden nomor urut 01 sedang panik.
"Dia mengatakan akan membalas, itu kan sedang panik, ambisius. Lima tahun ke depan (kalau terpilih kembali) mungkin dia akan balas. Dia akan hitung semua, Pigai kritik apa, Syahganda, Fadli Zon, Rocky Gerung kritik apa," katanya.
Meski demikian, Pigai mengajak semua pihak tidak terancam dengan pernyataan Jokowi. Karena mantan Wali Kota Surakarta itu, kata Pigai kemudian, bukan siapa-siapa.
"Dia bukan siapa-siapa. Jangan sombong mengancam orang. Apalagi ke orang yang tidak salah," pungkas Pigai.
Sumber: JPNN