[PORTAL-ISLAM.ID] Seorang pengacara muda mengkritisi sikap Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romy
Dalam cuitannya @dusrimulya menyoroti tentang kasus kampanye hitan yang dilakukan Romy dan membandingkan dengan kasus kampamye hitam yang dilakukan oleh emak-emak di Karawang beberapa waktu lalu.
"Emak2 Karawang bilang "Jokowi menang, nikah sejenis legal"
Ketum PPP bilang "Orang yg mau rubah Pancasila di kubu Prabowo"
Dua2nya sama2 menuduh dan masuk katagori Black Campaign
Lucunya Emak2 diproses hukum, si Romy aman..
Masa kalah militan sama emak2 Rom," cuit @dusrimulya, Rabu, 6 Maret 2019.
Sebelumnya diketahui tiga tersangka kasus kampanye hitam berinisial ES (49), IP (45), dan CW (44) ditahan di Mapolres Karawang, Selasa 26 Februari 2019 setelah ditetapkan sebagai tersangka.Emak2 Karawang bilang "Jokowi menang, nikah sejenis legal"— Young Lawyer (@dusrimulya) March 6, 2019
Ketum PPP bilang "Orang yg mau rubah Pancasila di kubu Prabowo"
Dua2nya sama2 menuduh dan masuk katagori Black Campaign
Lucunya Emak2 diproses hukum, si Romy aman..
Masa kalah militan sama emak2 Rom
😊
"Kita lakukan penahanan dari penyidik. Karena ancaman hukuman enam tahun," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko ditemui di kantornya, Selasa 26 Februari 2019 seperti dilansir dari CNN.
Ketiganya diduga melakukan kampanye hitam terhadap pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Kasus ini muncul setelah beredar video yang diunggah akun twitter @citrawida5.
Dalam video itu terlihat perempuan berbicara dalam bahasa Sunda saat kampanye door to door. Mereka meyakinkan warga bahwa Jokowi akan melarang azan dan membolehkan pernikahan sesama jenis.
Selaim dari kubu Prabowo-Sandi, Ketua Umum PPP M Romahurmuziy dari kubu Jokowi Ma'ruf pun turut menyebarkan kampanye hitam.
Romy menyebut kelompok yang menginginkan khilafah dan mengubah Pancasila seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat ini berkumpul di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Bagi HTI tidak ada pilihan lain kecuali mendukung Paslon 02. Sebab jika Jokowi terpilih lagi HTI sudah pasti tidak bisa lagi berkembang di Indonesia karena memang sudah dilarang," kata Romahurmuziy saat bertemu dengan pengurus PCNU Sukabumi, Jawa Barat Selasa 5 Maret 2019 malam dikutip dari Tirto.