[PORTAL-ISLAM.ID] Mencermati polemik tentang kata Kafir, saya jadi ingat riwayat kesombongan raja Abrahah, dr Yaman.
Abrahah ingin hancurkan Ka"bah di Mekah dengan tentara Gajahnya. Masuk kota Mekah mencuri ternak Abdul Muthalib.
Abdul Muthalib menemui Abrahah, minta ternaknya. Abrahah nyindir Abdul Muthalib, "mengapa anda cuma ngurusi ternak? Sedangkan saya datang ingin hancurkan Ka"bah yang lebih penting bagi kalian orang Mekah dari pada ternak anda".
Apa jawaban Abdul Muthalib? Dialog singkatnya kurang lebih:
Wahai Abrahah. Sudah saya katakan kami tidak ingin berperang. Kami orang Mekah tahu kekuatanmu.
Sedang Ka"bah itu milik Allah SWT. Kami orang Mekah yakin, Allah akan melindungi milik-Nya.
Sedangkan saya tanya ternak yang anda curi, karena ternak itu milik saya.
Benarlah yang dikatakan Abdul Muthalib. Allah SWT Yangmahakuasa, melindungi Ka"bah yang menjadi milik-Nya.
Allah dengan kekuasaannya, membuat Gajah Abrahah tidak bisa bergerak. Pasukan Abrahah hancur dengan badan berlobang-lobang seperti daun dimakan ulat oleh pasukan burung yang membawa kerikil panas. (Al Quran, Surah Al-Fil)
Kata Kafir itu ada di dalam Al Quran. Al Quran itu berisi Firman Allah SWT. Jadi, kata kafir itu ada di dalam Firman Allah. Bukan bikinan manusia. Bagi umat Islam, Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya. Al Quran yang berisi Firman tersebut adalah milik Allah SWT, yang akan dilindungi-Nya.
Setiap kejadian di langit dan di bumi itu memiliki makna. Hanya orang tidak dungu yang bisa memaknainya. Mari kita berserah diri dan kita serahkan segala sesuatunya kepada-Nya.
PRIJANTO, OTISTA III, 0503192207
Penulis: Mayjen (Purn) TNI Prijanto (Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012)