MAS DIDI CURHAT
Setelah hampir lima tahun harapannya menumpuk... usai debat capres semalam Mas Didi mengutarakan perasaannya...
Jokowi seperti biasa, terlihat lebih sederhana, ujar Mas Didi. Cara berpakaian maupun pikiran-pikirannya. Namun persoalannya... yang diperdebatkan adalah strategi bagaimana memimpin sebuah negara besar berpenduduk 290 juta jiwa. Negara dengan kekayaan yang tak ternilai, yang sudah pasti diincar oleh negara-negara lain, yang dengan segala cara akan berusaha menguasainya. Sementara rakyatnya sendiri belum menikmati kekayaan negerinya.
Sudah pasti kita butuh seorang negarawan untuk memimpin. Tak usah eyel-eyelan soal ini.
Hal paling jelas dari uraian Prabowo adalah soal pentingnya kedaulatan. Kita dipandu untuk berpikir dari akar. Bahwa Pancasila sudah final dirumuskan oleh para founding fathers. Jangan gunakan isu Pancasila untuk mendiskreditkan anak bangsa yang lain.
Prabowo sangat benar, terang Mas Didi. Seorang Presiden harus berpikir "beyond", dengan visi payung kenegaraan yang clear, kemana bangsa akan dibawa. IT misalnya. Penting, tapi itu hanya alat. Semua alat dan sistem harus diarahkan untuk menyejahterakan rakyat. Negara harus melindungi rakyat dan segenap tumpah darah di negeri ini.
Perbedaan idealisme Prabowo juga tampak jelas ketika keduanya membahas soal pelabuhan dan bandara. Jika Jokowi menganggap bahwa keduanya bernilai komersial dan tidak masalah pengelolaannya diserahkan asing... Prabowo justru berpikir sebaliknya, dengan menegaskan bahwa itu obyek vital. "Kami dilatih oleh para jenderal untuk menyelamatkan bandara dan pelabuhan ketika menjadi prajurit TNI" tegas Prabowo. Mengapa? Karena keduanya ibarat "aliran nafas bangsa". Saya, kata Mas Didi, benar-benar terperangah. Kesadaran saya seperti diketuk.
Sayang, kata Mas Didi. Ada pertanyaan Prabowo yang tidak terjawab. Padahal sangat penting dan sudah menjadi omongan di mana-mana. Yakni, beredarnya bukti pembicaraan oknum-oknum aparat yang berpihak kepada paslon tertentu selama Pilpres.
Mas Didi adalah salah satu teman yang saya hormati. Hampir lima tahun kami berbeda pilihan. Dan debat semalam telah membuat kami sepemahaman: bahwa sudah saatnya negeri ini dipimpin oleh seorang negarawan. "Saya mengapresiasi hal-hal baik yang sudah dilakukan Pak Jokowi", pungkas Mas Didi, "tapi sudah saatnya kepemimpinannya diteruskan oleh Pak Prabowo. Sudah saatnya".
Kebahagiaan saya mekar semalam. Mas Didi ini kaya. Dia tak perlu repot-repot mikir politik. Atau, cukup berpihak pada kekuasaan, toh hidupnya berlimpah. Tapi ternyata ia merasa... justru karena sudah berkecukupanlah maka ia harus menentukan sikap. Memilih yang memang seharusnya dipilih.
(Joko Santoso Hadiningrat)
*dari fb penulis
— CNN Indonesia Daily (@CNNIDdaily) 30 Maret 2019
— CNN Indonesia Daily (@CNNIDdaily) 30 Maret 2019
Di bidang pemerintahan, Prabowo-Sandi berpendapat bahwa lembaga-lembaga pemerintah harus kuat, baru tercipta negara yang kuat, dan baru bisa melaksanakan program-program pembangunan dengan baik. pic.twitter.com/zsrGDnena6— Sandiaga Salahuddin Uno (@sandiuno) 30 Maret 2019