[PORTAL-ISLAM.ID] Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin sempat memamerkan tiga kartu sakti Jokowi yang dinilainya mampu memberikan kesejahteraan terhadap rakyat, saat awal debat cawapres, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Maret 2019 malam.
Tiga kartu tersebut adalah Kartu KIP Mahasiswa, Kartu Pra Kerja dan Kartu Sembako murah.
Kartu-kartu itu langsung rontok oleh Sandiaga Uno dengan hanya satu kartu super sakti, yakni melalui KTP elektronik (E-KTP).
"Untuk semua layanan pemerintah kita tidak ingin membebani negara dengan kartu-kartu lain. Keluarkan dompet kalian, keluarkan satu kartu yaitu KTP elektronik. Ini super canggih, sudah dilengkapi dengan chip big data. Hanya dengan satu kartu, semua fasilitas layanan, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, PKH plus, Rumah Siap Kerja dll, bisa diberikan hanya melalui satu E-KTP ini," kata Sandiaga, saat memberikan closing statement debat kandidat.
Benar e-KTP pada dasarnya kartu canggih. Chip-nya bisa dimuati berbagai macam data. Pengadaannya saja menguras 6 triliun lebih uang APBN yang sebagiannya dikorupsi kolegannya Jokowi, yang sekarang sudah mendekam di penjara.
Jadi benar kata Sandi, buat apa buat kartu-kartuan lagi yang memboroskan uang negara? Apa memang sengaja buat 'proyek'?
Selain itu banyak kartu bikin menuh-menuhin dompet yang nggak perlu saja. Ribet tau!
Kita butuh pergantian Presiden yang bisa mengelola pemerintahan secara efektif & efisien. Tidak kebanyakan norak hanya untuk pencitraan.
BAGI YG GAK KENAL KEKUATAN "Kartu Sakti" E-KTP SILAHKAN BACA: https://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_Tanda_Penduduk_elektronik
[video - closing sempuran Sandiaga Uno]
"Kita memiliki kartu, yakni KTP, kartu kita sudah canggih, ini memiliki teknologi dengan big data, single identity number. Semua fasilitas ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, semua ada di sini KTP ini,"— CAK KHUM (@CakKhum) 17 Maret 2019
~@sandiuno~#LebihBaikYangMudaDariPadaYangTua pic.twitter.com/UNR6QtUPdb
Jurus pamungkas pak @sandiuno berupa kartu #EKTP itu adalah tepat. Memang kegagalan petahana adalah gagal selesaikan konsep SIN (single identity number) yg telah kita mulai sejak UU No 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan. Diperbaharui tahun 2013. #KartuPamungkasEKTP— #2019WAJAHBARU (@Fahrihamzah) 17 Maret 2019