[PORTAL-ISLAM.ID] Sekedar catatan kecil pasca acara PRABOWO MENYAPA SEMETON BALI di Denpasar - Bali hari ini (Selasa, 26 Maret 2019).
Mulai acara berlangsung sudah banyak poto dan caption yang bertebaran di jagat maya dengan berbagai framing sesuai dengan latar belakang masing masing.
Alhamdulillah saya hadir langsung di lokasi dan mengalami sendiri seperti apa suasananya.
Mulai dari panas terik di pagi hari yang kemudian berubah menjadi sejuk tertutup awan ketika Pak Prabowo tiba di lokasi.
Adalah kehadiran emak-emak yang berhasil membuat mata saya berkaca kaca.. bayangkan saja dengan semangat membawa kantong plastik besar berisi nasi berbungkus daun pisang (nasi Jinggo), saya melihat dari cara membawa kantong besar berisi nasi itu sebenarnya emak emak berjilbab itu sepertinya tak kuat namun beliau terus berkeliling menawarkan ke siapapun yang hadir.
"Silahkan makan yang belum sarapan," katanya sambil terus berkeliling.
Ada juga yang berkeliling menawarkan minuman berupa air mineral botol dan gelas, semua gratis. Saya tak tahu mereka ini siapa dan dari mana, kesimpulan saya mereka adalah para relawan yang penuh ketulusan mendukung dan mensukseskan acara hari ini.
Saya pun belajar juga dari beberapa sahabat yang saya temui tanpa sengaja, sebagian besar mereka adalah ibu ibu Majelis ta'lim, ada mahasiswa, bahkan sahabat-sahabat yang sengaja mengatur jadwal liburnya agar bisa hadir di acara hari ini, sebagian lagi teman-teman yang selama ini hanya berinteraksi di sosial media. Alhamdulillah hari ini bisa bertemu dam silaturahmi..
Saya sempatkan bertanya pada mereka kenapa sampai rela korbankan pekerjaan untuk hadir diacara ini?
Salah satu jawaban yang membuat saya merinding adalah, seorang sahabat alumni Gontor yang selama ini cukup menahan diri untuk tak terlibat dalam urusan politik praktis.
Kata beliau inilah saatnya kita semua turun, untuk selamatkan Indonesia. Sudah tak bisa dibiarkan. Ini sudah urusan kewajiban dalam agama, kata beliau. Saya tak bisa jelaskan lebih rinci ditulisan saya ini.
Ya saya belajar demi menjaga mencintai kebersamaan dan persatuan akhirnya semua diminta turun, mudah mudahan segera berakhir hari-hari kita dipecah belah dan kembali menjadi bangsa yang bisa hidup rukun.
Pak Prabowo sempat menegur ketika ada diantara hadirin yang sempat mengucapkan kalimat bernada mengejek kepada Presiden Indonesia saat ini.
Beliau mengingatkan sikap Ksatria itu penting. Dalam membela rakyat. Jangan sampai kita akhirnya menghina pribadi seseorang.
Saya kira sikap yang ditunjukkan Prabowo tadi luar biasa sebagai calon Presiden Indonesia.
Tak terasa waktu terasa begitu cepat berlalu, menyimak seperti apa Prabowo menyampaikan orasinya, saya bisa merasakan betapa Prabowo sangat mencintai Indonesia.
Beberapa kali Prabowo terhenti sebelum kemudian melanjutkan kembali orasinya, ketia ia berusaha mengomentari seperti apa tulusnya dukungan dari emak emak dan semua rakyat yang merindukannya menjadi Presiden Indonesia 2019 ini.
Akhirnya saya hanya bisa berdoa..
Tugas kita berikhtiar dan doa terbaik agar 2019 kita kita dikaruniakan presiden terbaik untuk Indonesia, presiden yang adil, amanah, jujur dan bisa mengembalikan wibawa bangsa kita di kancah perpolitikan dunia.
Kita sedang ingin membenahi Indonesia, kita mau menyelamatkan rakyat Indonesia, jadi memang perlu hati yang lapang..
Sabar...
Kita bukan sedang mencari posisi..
Namun Kita berlomba untuk berkontribusi.
Salam #ArahBaruIndonesia
Denpasar, 26 Maret 2019
(Bang Lubis)