[PORTAL-ISLAM.ID] Turki mendapat pujian atas upayanya untuk menghentikan kebiasaan merokok namun butuh dukungan lebih luas dari masyarakat untuk memberantas kebiasaan tersebut.
Angka-angka yang dirilis oleh Departemen Kesehatan menunjukkan semakin banyak warga Turki yang mau berhenti merokok.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan kepada Anadolu Agency pada hari Jumat [08/02], satu hari sebelum Turki memperingati Hari Tanpa Rokok Sedunia, bahwa 900.000 orang mengajukan permohonan pengobatan gratis yang disediakan oleh kementerian kesehatan dalam sembilan tahun terakhir untuk membantu mereka menghentikan kebiasaan itu. Obat tersedia di klinik yang berspesialisasi dalam membantu perokok berhenti, kebiasaan yang terkait dengan sekitar 20.000 kematian per hari di seluruh dunia.
Turki menerapkan aturan larangan merokok di dalam ruangan secara nasional pada tahun 2009. Aturan tersebut mencakup restoran, bar dan perusahaan serupa. Secara bertahap, aturan semakin meluas jangkauannya ke ruang tertutup lainnya selama bertahun-tahun. Namun Tetap saja, kebiasaan merokok masih sangat mengakar di Turki, negara yang memperoleh ungkapan “merokok seperti orang Turki”.
Koca mengatakan Turki menerapkan sesuai dengan MPOWER, sebuah inisiatif oleh Organisasi Kesehatan Dunia terhadap apa yang disebut badan internasional “epidemi tembakau global.”
MPOWER adalah singkatan dari enam langkah untuk memerangi merokok: Monitor tobacco use and prevention policies, protect people from tobacco smoke, offer help to quit tobacco use, warn about the dangers of tobacco, enforce bans on tobacco advertising, promotion and sponsorship and raise taxes on tobacco [Pantau penggunaan tembakau dan kebijakan pencegahan, lindungi orang dari asap tembakau, tawarkan bantuan untuk berhenti menggunakan tembakau, peringatkan tentang bahaya tembakau, tegakkan larangan iklan tembakau, promosi dan sponsor dan menaikkan pajak tembakau.]
Turki juga telah mengenakan pajak yang lebih tinggi untuk rokok dan menyediakan obat dan perawatan gratis untuk perokok.
Menteri mengatakan tim inspektur yang ditugaskan oleh pemerintah mengunjungi bisnis yang didatangi perokok setiap hari di seluruh Turki untuk melihat apakah larangan itu dilanggar. Inspeksi juga dilengkapi hotline dan aplikasi ponsel pintar yang memungkinkan masyarakat melaporkan pelanggaran.
Menteri kesehatan mengatakan 435 klinik di 81 provinsi Turki memberikan pengobatan terhadap kecanduan tersebut. Sebuah hotline yang dibentuk untuk membantu perokok berhenti, digunakan oleh lebih dari 27 juta orang antara 2010 dan 2018, kata Koca. Hotline biasanya mengarahkan orang ke klinik terdekat dan situs web Departemen Kesehatan menawarkan janji temu online untuk mereka yang ingin berhenti. Klinik menawarkan bantuan kepada lebih dari 2,2 juta orang bulan lalu.
Namun, para aktivis anti rokok mengatakan bahwa ada lebih banyak program yang harus dilakukan. Sultan Işik, kepala Bulan Sabit Hijau, sebuah komunitas lingkungan terkemuka, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Istanbul bahwa larangan merokok harus menjangkau lebih banyak ruang terbuka untuk mencegah perokok pasif. “Perokok pasif adalah salah satu aspek tembakau yang paling berbahaya. Orang yang terpapar asap rokok sama menderitanya dengan perokok,” katanya.
Işik memberikan contoh mengenai pelanggaran larangan merokok di halte bus di Istanbul dalam sebuah iklan baru tentang bahaya perokok pasif di tempat-tempat yang diluncurkan oleh Green Crescent. “Ruang terbuka di perusahaan harus sepenuhnya bebas dari asap rokok,” kata Işik. [Daily Sabah/Turkinesia]