Oleh: Arsyad Syahrial
Sebenarnya saya tidak tertarik membahas "tudingan" bahwa pasukan buzzer dikerahkan dari Trunojoyo (mabes polri -red)…
Namun kutipan pernyataan di dalam berita ini sungguh sangat menggelikan…
๐ Lihat: Screenshot ; ๐ Link: https://m.liputan6.com/pilpres/read/3912156/penjelasan-polri-soal-tudingan-pengerahan-pasukan-buzzer-pilpres-2019
[Kutipan berita]
Opposite6890 menyebut, ratusan buzzer di media sosial berinduk pada akun @alumnisambhar. Saat beroperasi, mereka menggunakan APK Sambhar.
Dan dari penelusuran Opposite6890, IP APK tersebut diketahui beralamat di Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Terkait hal itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa IP address WiFi di Mabes Polri bersifat umum. Siapa saja bisa mengakses internet menggunakan jaringan yang dimiliki Korps Bhayangkara itu.
"IP address WiFi di areal Mabes ini ada di area publik, jadi bisa diakses publik," tuturnya.
☢️ "IP address WiFi di areal Mabes ini ada di area publik, jadi bisa diakses publik…" ☢️
Uhuuuk…
Lantas kalau sinyal WiFinya bisa diakses oleh publik, lalu artinya publik bisa seenaknya pakai jaringannya gitu, Pak?
Duh, Pak… ๐
Saya sejak 2007 sudah bikin WiFi di rumah, cuman pakai router DLink DIR655 saja. Tetapi saya tahu basics mengamankan jaringan bagaimana, yaitu dengan:
✓ hide SSID,
✓ use WPA2-PSK,
✓ use firewall,
✓ only registered MAC Address can access,
✓ use complicated password.
Alhamdulillรขh sudah belasan tahun WiFi saya gak pernah ada yang dompleng atau hack.
Masa sekelas Mabes WiFinya dihack terus didompleng??? ๐
Mengamankan WiFi saja kok ya enggak bisa? ๐
It's a JOKE, man!
____
*Sumber: fb penulis