USUL SANDIAGA UNO SOAL WISATA HALAL ITU TREN GAYA HIDUP GLOBAL
[Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno ingin Bali mengembangkan pariwisata halal. Menurut Sandiaga, banyak pasar wisatawan asing untuk pariwisata halal di Pulau Dewata.
"Prabowo-Sandi fokus untuk memberdayakan UMKM, meningkatkan kewirausahaan dan di Bali sendiri pariwisata kita harapkan pariwisata akan lebih baik dan multiplayer-nya banyak sekali kepada UMKM. Salah satunya juga pariwisata halal, banyak potensinya, dan sekarang banyak diambil oleh Bangkok, Thailand," kata Sandiaga di Hotel Alkyfa, Jl Pura Demak, Pemecutan Klod, Denpasar, Bali, Minggu (24/2/2019). -- usul Sandi ini ditolak Gubernur Bali --]
Dan yang trauma dengan kata “halal” di negara ini adalah pengidap Islamophobia sejati. Mereka tidak paham Islam, tidak paham NKRI, mereka sejatinya adalah kelompok sakit hati dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Mereka ini punya masalah dengan NKRI. Halal itu bersih dan sehat.
Mereka yang anti NKRI dan Pancasila ini tidak suka dengan kata Halal, Syariah, Jamaah, Jihad, Ummat, dll. Mereka punya penyakit Islamophobia dalam hati. Itu tersimpan rapi. Mereka tidak mau Indonesia besar dan maju dengan kenyataan adanya Islam sebagai komponen besar di sini.
Halal itu sekarang telah menjadi gaya hidup yang tinggi. Di Eropa, halal pada semua hal semakin digemari sebab itu ijazah bagi kualitas yang tinggi; halal identik dengan bersih, sehat, hijau, peduli lingkungan, hemat energi, bergizi, dll. Konotasi yang baik.
Di Eropa, penikmat daging halal semakin tinggi padahal lebih mahal, karena daging halal dijamin tidak saja penyembelihan yang sesuai syariah tetapi artinya memenuhi standar higienis yang tinggi. Hewan masuk perhitungan halal melalui sertifikasi yang ketat.
Para pencinta hewan di negara-negara barat semakin mengemari dan merekomendasikan daging halal karena proses penyembelihannya yang dianggap paling “sedikit unsur/rasa sakit pada hewan”. Itulah pelaksanaan Sunnah dalam penyembelihan hewan.
Di Amerika orang-orang Yahudi yang mengkonsumsi daging dengan prinsip kosher pergi ke toko halal, di Jepang saya pernah berkunjung ke industri halal Jepang yang semakin maju. INDONESIA tidak saja tujuan wisata halal juga konsumen wisata halal. Halal Life Style di dunia adalah peluang.
Lalu apa salahnya INDONESIA menjadi tujuan wisata halal seperti London menjadi tempat dan pusat bisnis keuangan syariah? Apa yang salah dengan konsumen Halal Life Style yang ingin pergi ke Bali lalu memakan makanan halal? Kenapa mereka tidak dilihat sebagai pasar?
Islamophobia di negeri ini telah membuat kita terhimpit di sudut yang salah. Malu menjadi negara muslim dan tanggung ingin sok moderen, ingin maju dengan meninggalkan identitas dan lupa diri dan lupa identitas. Akhirnya jadi pecundang dan jadi embel-embel negara lain.
Kelompok politik atau calon presiden yang memelihara Islamophobia dalam dirinya akan terungkap. Kamuflasenya akan tersingkap dan rakyat takkan mau lagi ditipu dengan kosmetika. Lihat saja nasib mereka, ini akhir dari dusta mereka. Cukuplah... cukup!
Saya tambah.
Sewaktu sertifikasi “keuangan dan perbankan syariah” sedang ramai, saya melihat fakta bahwa konsep ini lebih dahulu berkembang di negara-negara mayoritas non muslim diluar INDONESIA, termasuk China. TERNYATA, konsep ini menguntungkan.
Sekarang, mereka anggap skema syariah itu bagus dan makin banyak yang percaya ini adalah skema yang lebih adil bagi pemilik uang dan pemilik usaha. Maka berjamuran lah “Islamic window” di hampir seluruh negara. Kenapa diterima, karena baik. Tapi kenapa kita takut, karena pengecut.
Kita ini sudah lama dihinggapi oleh kelompok yang tidak bisa mencerna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Pancasila sebagai falsafah negara. Mereka sok modern padahal dungu (mengutip Rocky Gerung) dan inferior akibat penjajahan yang lama. Di tangan merekalah bangsa ini mundur.
INDONESIA, mustahil maju dengan inferiority complex dan Minderwaardigheids complex. Indonesia Hanya Akan Maju Dengan Kebanggaan Dan Kepercayaan Diri Sebagai Bangsa Merdeka Dan Berdaulat. Itulah masa depan Indonesia Raya kita. Sekian.
(Twitter @Fahrihamzah 26/2/2019)
***
TAMBAHAN: Jepang kini sangat gencar mempromosikan WISATA HALAL.
Selama tahun 2018 ada 31 juta lebih turis yang datang ke Jepang.
Hampir 1 juta turis dari Malaysia & Indonesia.
Jepang melihat potensi 'wisata halal' merupakan salah1 peluang untuk tercapainya 40 juta turis 2020.
2018、31jt lbh turis yg dtg ke jpn— NYALAKAN LOGIKA🔥 (@ssirah) 26 Februari 2019
Hampir 1jt tourist dr malaysia & indonesia
Jpn melihat potensi 'wisata halal' mrpkn slh1 peluang u tercapainya 40jt turis 2020. Luar biasa pic.twitter.com/fO5WCZbCxp
Org2 narrow minded tentu akan berpikir— NYALAKAN LOGIKA🔥 (@ssirah) 26 Februari 2019
"Ah udh byk turis yg dtg、ngapain kembangkan wisata halal toh turis muslim dikit bgt"
Itulah bedanya org yg pikirannya maju dg yg cufet :)
Org2 cufet ini dgr kata halal langsung mikir…— NYALAKAN LOGIKA🔥 (@ssirah) 26 Februari 2019
"wah SARA nih"
"Wah islamisasi"
diem2 tourist arrivalnya udh jauh dilewati jpn 😋 pic.twitter.com/PLaJ30SeP7
40jt turis thn 2020 target yg musti dicapai dg tokyo olympic & wisata halal— NYALAKAN LOGIKA🔥 (@ssirah) 26 Februari 2019
Inilah diferensiasi、yg mau maju jls jln pikirannya
Gk kotor bin ngeres 😋 pic.twitter.com/ekaEnFQ33j
Pariwisata itu adlh sektor andalan kita u meraup devisa
— NYALAKAN LOGIKA🔥 (@ssirah) 27 Februari 2019
Ternyata negara2 yg dulunya hanya fokus ditrading spt jpn、malah sdh jauh meninggalkan kita dlm sektor pariwisata
Smntr trading kita makin lemah
Bknnya jernih melihat peluang malah wisata halal dianggap ancaman