[PORTAL-ISLAM.ID] Direktur Eksekutif lembaga survey Indikator Politik Indonesia yang kerap dianggap pro-petahana, Burhanuddin Muhtadi berkomentar tentang perang tagar di Twitter.
"Twitter yang dianggap sebagai padang kurusetra dua kubu capres itu hanya diakses segelintir pemilih Indonesia. Perang hastag (tagar) itu entah buat apa," kata Burhan Muhtadi di akun twitternya, Sabtu (16/2/2019).
Burhan menunjukkan bukti hasil survei Indikator tentang pengguanaan berbagai platform media sosial oleh pemilih dimana yang paling banyak adalah WhatsApp (ini bulan medsos), Facebook, Youtube, Instagram, Line, baru Twitter paling buncit.
Pernyataan Burhan Muhtadi ini ditengah ramainya tagar #UninstallJokowi yang mendunia, pasca tagar #UninstallBukalapak.
Pernyataan Burhan ini dibantah oleh Ismail Fahmi, pakar sosial media yang selama ini memotret dan menganalisa berbagai platform sosial media dengan 'Drone Emprit'.
Twitter memang user-nya paling sedikit tapi dampaknya paling besar dan paling berpengaruh.
"Perang tagar Twitter berdampak minim? Tidak benar. Tagar #UninstalBukalapak dan #UninstallJokowi bermula di Twitter, tapi hebohnya sampe FB, media online, WA, TV, bahkan istana. Dari nasional sampe internasional. Why? Ini efek "cross-platform virality," informasi beresonansi," ujar Ismail Fahmi di twitter.
"Cross-platform virality adalah beresonansinya informasi dari satu platform ke platform-platform medsos lain, karena adanya irisan pengguna dari kanal-kanal tsb yang turut menyebarkan. Twitter sedikit usernya, tapi selama ini banyak tsunami informasi yang bermula dari twit atau tagar yang trending," papar Ismail Fahmi.
"Namun, untuk menghasilkan cross-platform virality yang memiliki dampak riil, trending dan percakapan itu harus dilakukan secara autentik, oleh akun real, bukan oleh coordinated inauthentic behavior yang melibatkan bot-bot," kata Ismail Fahmi yang sebelumnya menganalisa akun-akun pendukung Prabowo-Sandi lebih banyak akun-akun ril bukan bot, berbeda dengan akun-akun pendukung 01.
Pakar: Kubu Jokowi Paling Banyak Pakai Akun Robot untuk Kampanye
https://nasional.tempo.co/read/1146369/pakar-kubu-jokowi-paling-banyak-pakai-akun-robot-untuk-kampanye
Ismail Fahmi: Kubu Prabowo Lebih Kuat dari Segi Kekuatan Real User
https://tirto.id/kubu-prabowo-lebih-kuat-dari-segi-kekuatan-real-user-demh
Perang tagar Twitter berdampak minim? Tdk benar.— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) 16 Februari 2019
Tagar #UninstalBukalapak dan #UninstallJokowi bermula di Twitter, tapi hebohnya sampe FB, media online, WA, TV, bahkan istana. Dari nasional sampe internasional.
Why? Ini efek "cross-platform virality," informasi beresonansi. pic.twitter.com/8AbIhCV8dJ
Namun, untuk menghasilkan cross-platform virality yg memiliki dampak riil, trending dan percakapan itu harus dilakukan secara autentik, oleh akun real, bukan oleh coordinated inauthentic behavior yg melibatkan bot-bot.— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) 16 Februari 2019