[PORTAL-ISLAM.ID] Joko Widodo resmi mencabut remisi I Nyoman Susrama, otak pembunuhan jurnalis Jawa Pos Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa.
Hal itu terkonfirmasi di sela-sela menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional 2019 di Grand City Convention Center, Sabtu 9 Februari 2019.
"Sudah, sudah saya tandatangani," kata Jokowi saat bersalaman dengan sejumlah pemimpin media dan tokoh pers di Surabaya.
Di saat yang sama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) se Jawa Timur menggelar aksi menuntut pencabutan remisi Susrama, di Surabaya.
Mereka mendesak Presiden Jokowi segera mencabut remisi I Nyoman Susrama, terpidana pembunuh jurnalis Radar Bali (Jawa Pos Group) AA Gde Bagus Narendra Prabangsa dari seumur hidup menjadi penjara sementara 20 tahun.
Desakan ini menyusul pernyataan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM bahwa draft Keppres pencabutan remisi sudah sampai ke meja Mensesneg dan menunggu tanda tangan presiden.
Desakan publik juga muncul melalui tanda tangan petisi online di change.org yang hingga Jumat 8 Februari 2019, telah menembus 48 Ribu lebih dukungan.
Petisi bersama surat keberatan tersebut pada Jumat 8 Februari kemarin telah diserahkan ke pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM.
"Besarnya partisipasi publik dalam masalah ini, menunjukkan ada keadilan masyarakat yang tercederai. Artinya, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak mencabut remisi bagi Susrama. Tentu kami menuntut sikap politik Presiden Joko Widodo untuk menegakkan keadilan," kata Ketua AJI Surabaya, Miftah Faridl.
Sepuluh tahun silam, Prabangsa dibunuh dengan amat sadis oleh sembilan orang, tepatnya pada 11 Februari 2009. Dengan tangan terikat, kepala Prabangsa dihajar dengan kayu, bertubi. Hingga kondisinya remuk.
Jasad Prabangsa kemudian dibuang ke laut. Ia baru ditemukan enam hari setelahnya, yakni pada 16 Februari 2009 di perairan Padang Bai, Karang Asem, Bali. Kasus pembunuhannya pun baru terungkap berbulan-bulan setelahnya
Sumber: CNN
Menanggapi plinplannya pemerintah ini, warganet pun berkomentar.
"The big question is how many "ai don rit wat ai sain" will come again in the future ? #AkalSehatPilihPrabowoSandi," cuit @Dessy73404518.Akhirnya sodare-sodare!— ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ (@RajaPurwa) February 9, 2019
Mari tepuk tangan dan ketawa ngakak 😂👏👏👏👏👏👏
I Don't Read What I Sign!
Jokowi Resmi Cabut Remisi Pembunuh Wartawan Radar Bali#PermadiAryaBosSaracenhttps://t.co/JCOwK9ZnST
"Kejadian yang kayak gini bukan terjadi sekali atau dua kali. Maka wajar jika timbul pertanyaan, beliau itu : tidak; tidak tau; tidak mau; tidak sempat; atau tidak bisa membaca keputusan yang akan dibuat/ditandatangani?" cuit @diwadul.
"Mrk yg memberi remisi, mrk juga yg membatalkan. Terus rakyat di suruh nonton aksi mrk seakan2 taat aturan 😅😅😅😅," cuit @usbindundanew.