Toleransi Itu Simpel
Foto ini diambil pada tanggal 30 Desember 2018 sekitar 20.00 WIB di Jakarta. Tampak keluarga ayah-ibu saya dan keempat anaknya, juga ada adik ibu saya.
Saya baru tiba setelah dari pagi menyetir dari Pati, Jateng. Dan ayah-ibu saya baru tiba dari perayaan Natal di Palembang bersama keluarga besar.
Menariknya, tak satu kalipun di forum ini ada pembicaraan tentang perayaan Natal, ataupun tanda tanya pada saya dan keluarga, mengapa tidak mengucap Natal.
Yang ada, ibu saya bertanya, "Lix, mami bawain kamu coklat dari Australia, boleh dimakan nggak?". Saya jawab, "Nanti Felix cek halal atau nggak di internet dulu", simpel.
Ada juga tanya, "Lix, mau pesen kepiting? Halal nggak bagimu?". Saya jawab, "Halal, kecuali kepitingnya temenan sama babi". Semua tertawa.
Toleransi semudah itu. Hanya saja kebanyakan mempersulit dengan jargon, teriakan, cemoohan, atau bahkan persekusi dan kriminalisasi.
Kalau mau belajar toleransi, temuilah ayah dan ibu saya, tanya mereka bagaimana cara bijak memiliki anak yang beda pandangan, beda keyakinan, walau lebih tampan :)
Toleransi itu sederhana, kamu dengan keyakinanmu dan aku tak ikut campur. Aku dengan keyakinanku dan kamu juga jangan campuri, saling respek, no judge.
Kalau dengan agama lain saja saya toleransi, apalagi dengan yang seagama. Lucunya, ada yang menuduh saya intoleran, tapi lebih toleran dengan yang tak seagama.
Btw, saya difoto itu cuma kelihatan giginya aja (kanan bawah), itu juga part of toleransi 🤣🤣🤣
(Felix Siauw)