Survey TERBARU: Prabowo NAIK terus...
Dalam survey terbaru Indikator, punyanya Burhanudin Muhtadi, disebutkan bahwa elektabilitas Prabowo Sandi naik. Ini adalah satu-satunya temuan yang saya percaya dari temuan yang lain dari survey ini. Kenapa saya percaya? ya karena hampir sama dengan hasil survey yang disampaikan teman pada saya.
Percaya hasil survey sekarang itu ibarat percaya mana madu yang asli dan palsu. Ini soal sanad, kawan. Kalau saya ga percaya sama integritas yang survey, ya saya ga akan percaya. Begitu juga soal madu, kalo ada yang jual madu ke saya, orangnya saya anggap punya integritas ya saya akan percaya. Soal teknik test keaslian madu itu sudah ga valid karena sekarang madu dengan teknik rekayasa ga karu-karuan sehingga madu palsu bisa menyamai madu asli baik secarar struktur, rasa bahkan warna.
Ya bukan apa-apa ya, beberapa pemilik lembaga survey saya lihat sekarang hampir mirip jubir Istana, membela petahana dan mendowngrade oposisi. Kira-kira bisa paham disini sikap saya ya...makanya sejak awal saya ga begitu percaya sama hasil survey yang dipubish itu. Sebagai konsultan politik yang pernah menangin orang sekaligus bikin orang kalah, saya meyakini bahwa survey adalah untuk kepentingan internal tim pemenangan, bukan untuk dipublikasikan, jika dipublish maka disana ada babi ngepet kepentingan menyelinap.
Nah, saya ingin masuk lebih detail soal survey. Ya ganteng-ganteng begini, saya pelaku survey sejak tahun 2007 sampai tahun 2014. Jadi sedikit banyak, paham lah soal survey.
Jadi ada salah satu point penting yang kadang tak dijelaskan secara detail oleh lembaga survey, atau kutipan media, dimana selama ini hanya melulu tentang dua hal, yaitu elektabilitas dan undecided voters. Satu point penting tadi bisa menjelaskan banyak hal tentang dinamika pertarungan politik ini, yaitu swing voters. Swing voters itu sederhananya untuk menjelaskan pemilih yang potensial untuk bertukar pilihan ketika Pemilu nanti. Dalam pertanyaan survey biasanya ditanyakan begini: "Apakah pada Pemilu 17 April 2019 nanti, pilihan anda tetap sama pada saat ini?" dan jawabannya adalah sama, bisa berubah atau tidak tahu. Faktor yang membuatnya berubah tentu soal waktu, dan didalam waktu tentu variabelnya banyak lagi, baik kampanye, kasus korupsi, maupun issu-issu lainnya.
Jadi, kesimpulannya begini, karena kita ga ngerti posisi swing votersnya maka prediksi siapa yang akan menang nanti ya kita anggap fifty-fifty.
Maka sebagai penutup, saya kasi tesisnya begini: yang menang bisa Prabowo Sandi, atau justru Jokma yang kalah (wakwakwak).
So, survey-survey itu jangan dianggap terlalu serius, ya anggap saja orang lagi bekerja, nanti bentar lagi, lembaga survey lain bakal nyusul juga publikasi, ngantri di belakang kayaknya, kan ga enak kalau barengan, dan hasilnya ga akan jauh beda dengan yang dipublikasi indikator ini, ya kan berita ini harus dibikin berantai, biar opininya juga bisa tahan lama dan panjang.
Udahan dulu ye, gw nulis begini ga dibayar...kalau pun nampak berpihak ke salah satu paslon, ya namanya hidup harus berpihak kawan, rumangsamu berpihak ki bayaran kabeh po piye...??
09/01/2019
(Romi Siska Putra)