[PORTAL-ISLAM.ID] SELAMAT UNTUK MUSLIM MORO
Alhamdulillah, ikut bahagia mendengar kabar referendum bangsa muslim Moro di Filipina selatan akhirnya dimenangkan "opsi ya" yang menandakan bangsa Moro akan segera memiliki sejumlah kebebasan, termasuk untuk memberlakukan sistem peradilan Islam.
Di tengah kepedihan kita menerima kabar perihnya perjuangan muslim Uighur, Rohingya dan Palestina, kita menerima kabar baik dari bangsa Moro.
Jumat (25/1/2019), Komisi Pemilihan Umum (Comelec) Filipina mengumumkan kemenangan untuk suara "ya" untuk meratifikasi Bangsamoro Organic Law (BOL) dalam referendum yang digelar pada 21 Januari 2019 di provinsi-provinsi Filipina selatan.
Pada penghitungan akhir, Comelec mengatakan 1.540.017 suara mendukung BOL (Yes) sementara 198.750 memilih menentang keputusan yang akan membentuk Daerah Otonomi Bangsamoro Muslim Mindanao (Bangsamoro Autonomous Region of Muslim Mindanao/BARMM).
Pada hari Senin, Moro dan non-Moro di Filipina selatan memilih untuk meratifikasi BOL, sebuah undang-undang yang membuka jalan bagi penciptaan BARMM, wilayah otonom yang lebih besar bagi minoritas Muslim yang diperkirakan akan mengakhiri hampir setengah abad pertempuran berdarah di Mindanao yang menewaskan sekitar 120.000 hingga 150.000 orang.
Referendum pertama diadakan di provinsi selatan yang membentuk Daerah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu dan Tawi-Tawi dan di kota Cotabato dan Isabela di provinsi Basilan.
Pemungutan suara kedua akan diadakan pada 6 Februari di provinsi Lanao del Norte kecuali Kota Iligan dan enam kota di provinsi Cotabato Utara yang mungkin ingin bergabung dengan BARMM, wilayah yang lebih besar dengan otonomi lebih besar daripada ARMM saat ini.
Wilayah Bangsamoro termasuk bagian dari pulau Mindanao pulau terbesar kedua di Filipina dan belasan pulau kecil di barat. Diperkirakan 5 juta Muslim tinggal di wilayah tersebut.
BOL adalah hasil dari negosiasi damai selama puluhan tahun antara pemerintah dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok pemberontak Muslim terbesar di negara itu, yang dimulai pada tahun 1996. Militer mengklaim MILF memiliki perkiraan 11.000 pejuang. Namun, MILF mengklaim mereka memiliki 30.000 hingga 40.000 pejuang.
Pemerintah Filipina percaya bahwa BOL juga akan membuka jalan bagi proses integrasi ribuan pejuang MILF dan keluarga mereka untuk bergabung kembali ke dalam masyarakat arus utama dan menjalani kehidupan yang damai dan produktif.
Kemenangan referendum mayoritas 'ya' akan memindahkan wewenang eksekutif dan legislatif ke wilayah muslim tersebut. Di bidang hukum, pengadilan syariah akan dibuka di wilayah tersebut.
BARMM yang baru diciptakan, yang menikmati lebih banyak kekuasaan, dapat memiliki sistem peradilan dan parlemennya sendiri. Namun, pemerintah otonom tidak dapat memiliki kekuatan militer dan polisi sendiri, karena ini masih berada di bawah pemerintah nasional Filipina.
Muslim Moro Mindanao masih bagian dari negara Filipina. Referendum ini bukan referendum pemisahan negara, tapi pemberian otonomi yang lebih luas.
Kekuatan fiskal sebesar US$950 juta (Rp13,5 triliun) dalam wujud dana pembangunan juga akan mengalir selama 10 tahun mendatang, belum termasuk pendapatan pajak yang dihasilkan di wilayah Mindanao.
Pemerintah pusat akan tetap menangani bidang pertahanan, keamanan, kebijakan luar negeri, kebijakan moneter, serta menunjuk pemerintahan transisi yang diatur oleh Front Pembebasan Islam Moro (MILF)—kelompok separatis yang diprediksi bakal mendominasi pemerintahan setempat setelah pemilu 2022.
Presiden Duterte Imbau Pilih 'Ya'
Pekan lalu sebelum digelarnya referendum, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyerukan agar masyarakat Muslim di Mindanao mendukung perdamaian yang disusun pemerintah dan kelompok separatis dengan memilih 'ya'.
"Persetujuan Anda tak hanya bentuk ekspresi terhadap hasrat mengakhiri perjuangan bersenjata selama lebih dari setengah abad di wilayah ini, tapi ini juga wujud determinasi Anda mendatangkan perdamaian," kata Duterte sebagaimana dikutip harian The Philippine Star.
Duterte menambahkan, masyarakat Filipina selatan bisa mencapai momen ini karena berkat Tuhan.
"Tuhan pasti sangat baik kepada kita. Fakta bahwa kita bisa mencapai titik ini setelah bertahun-tahun perundingan dan interaksi. Insya Allah. Tuhan Maha Besar. Allahu Akbar!" seru Duterte yang menyebut dirinya 'Islam'.
(Baca: Presiden Duterte: Saya Bukan Katolik, Saya Islam)
Referensi:
https://www.bbc.com/indonesia/46941974
http://www.xinhuanet.com/english/2019-01/25/c_137774833.htm