[PORTAL-ISLAM.ID] Menyimak penampilan dan pidato semalam, kita harus mengakui bahwa Prabowo telah menunjukkan kelasnya sebagai negawaran. Ia mampu mengirimkan pesan optimis kepada seluruh rakyat Indonesia dan dunia. Bahwa ia adalah pemimpin, tokoh bangsa dan negarawan yang berdiri di atas semua golongan. Dalam bentuk simbol yang dikenakan semalam, juga dalam kata-kata yang menggelegar di langit Indonesia.
Kita beruntung sekali karena beberapa bulan lalu, Prabowo terhindar dari jebakan stigmatisasi sebagai "wajah dari kelompok kanan yang radikal". Mengambil Sandiaga adalah langkah yang sangat tepat bagi Prabowo. Skenario menyandingkan 'wajah kanan' untuk menjadi Wakil Presiden pendamping Prabowo memang cukup beralasan untuk kita tolak saat ini. Sekarang kita baru sadar, bagaimana serangan lawan atas diri Prabowo.
SBY dan para tokoh senior bangsa telah berhasil membantu 'memoles' wajah dan gagasan Prabowo sebagai presiden paling layak di masa depan. Memang itu tugas yang harus diserahkan ke SBY. Dan itu adalah langkah yang brilian. Dengan pengalamannya sebagai mantan Presiden 10 tahun dari negeri yang multikultur dan kaya persoalan, Prabowo mampu meramu jawaban yang cerdas, mengalirkan optimisme, dan membangkitkan orang-orang untuk berdiri dalam barisan.
Dalam pidato semalam, Prabowo katakan, bahwa ekonomi yang akan kita bangun di masa depan adalah ekonomi yang mengutamakan rakyat. Ekonomi yang berdasarkan keadilan dan kemakmuran, ekonomi yang berkualitas karena dikelola dengan azas kekeluargaan dan kegotongroyongan, dan ekonomi yang memperhatikan masa depan dan kelestarian alam. Ekonomi yang berwawasan lingkungan.
Prabowo juga katakan, Indonesia harus kembali memastikan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial. Rakyat terjamin sekolah dan kesehatannya. Tidak ada yang terlantar. Tidak ada yang kesulitan makan. Tidak ada yang kesulitan mengakses layanan publik. Tidak ada lagi rakyat yang frustasi karena kesulitan ekonomi lalu bunuh diri.
Prabowo memberi pesan jelas, bahwa kita harus belajar dari Tiongkok, kita harus belajar dari India dan Vietnam yang melakukan industrialisasi. Industri-industri bangkit dan mandiri. Dan Indonesia harus bangun dari keterpurukan ekonomi yang terjadi. Angkatan kerja harus mendapatkan pekerjaan di masa depan, para pengusaha tumbuh, seluruh sektor menggeliat. Ini keyakinan akan masa depan yang sangat luar biasa.
Prabowo juga sampaikan bahwa keadilan hukum di negeri ini harus ditegakkan. Tidak boleh lagi ada ormas atau kelompok yang setia pada Pancasila dan NKRI yang distigmatisasi dan dipersekusi. Keadilan bukanlah milik golongan tertentu, milik kelompok tertentu atau milik orang kaya. Keadilan dalam hukum adalah milik semua orang.
Dalam perjalanan demokrasi, Prabowo sampaikan bahwa demokrasi harus menjadi demokrasi yang sehat dan berkualitas. Kita tidak ingin demokrasi diciderai dengan uang dan kecurangan. Kita juga ingin aparat yang setia pada rakyat dan negaranya. Kita ingin aparat menjadi pelayan bagi seluruh bangsa ini. Bukan pelayan kepentingan orang-perorang.
Kita ingin intelijen kita bekerja demi keamanan negara. Kita tidak ingin mereka justru memata-matai mantan presiden, memata-matai anak Proklamator Kemerdekaan, memata-matai ulama, memata-matai tokoh reformasi. Atau memata-matai orang-orang kritis di negeri ini. Kita ingin intelijen menjadi alat dari rakyat ini.
Di masa depan, kita juga ingin menjadikan negara Indonesia menjadi rumah yang aman, nyaman, dan berdaulat bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita ingin punya tentara yang kuat. Yang mampu sejajar dengan negara-negara yang kuat lainnya di dunia. Kita ingin memiliki armada tempur yang disegani. Kita ingin menjadi negara yang bersahabat tapi sekaligus berwibawa.
Dalam soal kebudayaan, Prabowo bermimpi bahwa kita memerlukan penguatan karakter dan kepribadian yang luhur. Bangsa ini adalah bangsa religius. Perang yang dikumandangkan di Surabaya adalah perang yang berawal dari Resolusi Jihad Ulama. Bangsa ini menghormati dan menjunjung tinggi peran ulama.
Bangsa ini juga adalah bangsa yang plural. Kata-kata 'Takbir', 'Allahu Akbar' adalah kata yang menjunjung tinggi nama Tuhan. Dia bukanlah ancaman kepada agama lain. Yang menganggap itu ancaman adalah anggapan yang salah. Prabowo juga bercerita tentang pengalamannya ketika dipimpin oleh komandan dengan berlatar agama berbeda. Dan itu tidak menjadi masalah.
Yang menjadi masalah di negeri ini bukanlah perbedaan agama. Bukanlah perbedaan suku dan ras. Yang menjadi masalah di negeri ini adalah keadilan. Prabowo katakan bahwa kita harus kembali kepada nilai dan gagasan Pancasila dan UUD 1945. Itulah gagasan founding fathers kita yang harus kita jadikan pegangan agar bangsa ini terus berjalan di tengah aral dan gelombang yang terjadi.
Prabowo juga memberi pesan yang jelas. Dia akan merangkul seluruh anak terbaik bangsa untuk berjuang bersamanya. Akan melanjutkan apa yang menjadi keberhasilan presiden-presiden sebelumnya, mengajak kader-kader patriot partai-partai yang sekarang berseberangan dengannya, dan akan menjadi perekat dari sebuah 'dream team' paling ideal untuk membawa bangsa ini dari keterpurukan.
Semuanya, kata Prabowo, diramu dalam satu proposal besar Visi 'Indonesia Menang'. 'Indonesia Menang' yang menjadi tagline dijabarkan dalam 5 Misi terfokus Masa Depan Indonesia. Semuanya dimulai dengan kata 're-orientasi'. Mengembalikan perjalanan bangsa ini kembali menuju rel yang benar. Itulah Arah Baru Indonesia.
Prabowo telah mengirimkan sinyal kemenangan bangsa Indonesia di awal pidato beberapa hari sebelum debat nanti.
15 Januari 2019
(Bambang Prayitno)