[PORTAL-ISLAM.ID] Dua hari Pak Prabowo mengalami flu berat. Namun saat orasi di depan para alumni yang mewakili lebih dari 100 Universitas di seluruh Indonesia, Sabtu ( 26/1) beliau begitu bersemangat, meski suaranya masih sengau.
Beliau mengatakan tadinya sempat merasa “kesepian” seperti berjalan sendiri dalam perjuangan melawan arus besar yang akan mengancam keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia, namun dengan melihat antusiasme kaum intelektual yg mendukungnya ia merasa bahwa sekarang dia banyak kawan, dan makin bersemangat untuk berjuang.
Kemarin hampir seharian kawasan Taman Mini, khususnya di seputar Gedung Pencak Silat macet total dari siang hingga pasca maghrib. Parkir mobil pribadi tak hanya di gedung Pencak Silat, tetapi juga di Masjid At-Tin bahkan sampai Hotel Santika.
Hampir semua peserta naik mobil pribadi atau naik taksi, atau angkot dan tidak ada yang naik bus pengerahan massa. Mereka juga membuat spanduk sesuai dengan warna Universitasnya, dengan bentuk huruf dan ukuran yg berbeda -beda. (Semua ide orisinil dari masing-masing panitia universitas).
Dukungan alumni dari ratusan Universitas dan Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia ini riil, bukan dari universitas “jadi-jadian”, dan mereka membiayai semua acara ini.
Luar biasa!
Pak Prabowo juga terlihat santai dalam berpidato, joke -joke segar kerap dilempar. Bahkan saat tanpa sengaja beliau menggulung lengan bajunya sorak-sorai pun terdengar riuh. Juga saat beliau minta kopi dan meminumnya sambil duduk di belakang podium semua yg hadir lagi2 bertepuk tangan.
Pak Prabowo mengaku belakangan banyak belajar adab Islam dari Pak Amien Rais, termasuk kalau minum harus sambil duduk.
“Saya terus belajar Pak,” tutur Pak Prabowo bercanda ke Pak Amien Rais.
Pak Prabowo mengatakan, ia bersyukur kini didukung banyak golongan dari petani, nelayan, guru honorer, buruh , intelektual dll hingga Alumni 212. Bahkan saking kuatnya dukungan umat Islam, ia dituduh akan menjadikan Islam di Indonesia sebagai Islam Garis Keras. Namun lucunya dua bulan berikutnya dia dituduh zionist, dan sebulan berikutnya ia dituduh Kristen.
“Jadi saya ini bingung yang mana tuduhannya? Yang jelas dong, kok beda-beda,” candanya.
Penulis: Nanik S. Deyang