PONOROGO PECAH YG KEDUA KALI...!
Hari Jumat (4/1/2019) rakyat Ponorogo bergembira ria. Mereka berjajar di pinggiran jalan yang dilalui pak Jokowi. Anak-anak sekolah, juga ratusan warga biasa, tak keberatan menunggu selama beberapa jam di jalanan. Yang penting bisa lihat pak Presiden.
Ketika sirine voorijder sudah berbunyi nguing-nguing, tanda mobil pak Presiden akan segera lewat, serempak warga berteriak sambil mengacungkan 2-JARI. Dua.. dua.. duaa..! Anak-anak sekolah menyoraki, mengacungkan 2 jari, sambil mengibarkan bendera merah putih kecil. Ada yang merekam video, dan sebagian lainnya jeprat-jepret ambil foto. Betapa nampak betul semangat rakyat memperlihatkan dukungan kepada Capres Nomor 2.
[video]
OOH.. rupanya mereka berkumpul bukan karena ingin melihat pak Presiden! Tapi justru ingin dilihat oleh Presiden bahwa masyarakat kompak memilih DUA. Betul-betul ini cara bersuara yang elegan dari rakyat Indonesia. Enak ditiru dan perlu.
Menurut warga, biar saja jika ada pihak yang mematangkan acara penyambutan dengan mengajak anak sekolah dan masyarakat menyambut Presiden. Karena warga sudah kompak mementahkan dukungan, dengan cara memperlihatkan dengan tegas bahwa Mereka Pilih Dua.
Kejadian di Ponorogo ini telah disebarkan kemana-mana lewat media sosial, oleh rakyat yang kini menjadi Pewarta bagi kegiatan mereka sendiri. Setiap dari warga kini menjadi Reporter, yaitu tukang melaporkan apapun kejadian penting di lapangan agar segera diketahui oleh warga di belahan kota, kabupaten, propinsi, dan pulau-pulau lainnya.
Ketika berita-berita seperti ini tidak akan ditayangkan oleh media-media yang wartawannya bergaji, maka jurnalisme warga yang hanya bermodalkan keringat, kuota dan semangat, kini massive mengalahkan sebaran berita para jurnalis arus utama.
Itu adalah berita Jokowi di Ponorogo yang pecah hari ini. Pecah yang pertama, terjadi ketika pada Maret 2015 Jokowi mengatakan langsung di hadapan para petani bahwa ia akan bagi-bagi traktor ke petani Ponorogo. Rakyat tentu saja antusias, berbunga-bunga. Tapi setelah Jokowi pergi, traktor-traktor itu langsung diambil lagi. Dinaikkan ke atas truk tronton, ikut pergi.
Peristiwa itu menyebabkan nama Jokowi melegenda di Ponorogo sebagai presiden pembawa traktor tersingkat. Sebelumnya traktor diturunkan berjejer di sepanjang tepi jalan tempat acara berlangsung. Lalu Presiden pidato menyerahkan bantuan, wartawan ambil foto tentang kerja Presiden, acara usai, keperluan dokumentasi selesai, Presiden pergi, dan traktor dibawa lagi.
Setelah peristiwa tsb sempat jadi polemik yang meluas, tim dari pusat dibantu daerah akhirnya turun menjelaskan. Bahwa traktor-traktor itu bukan diambil lagi, tapi dibawa untuk dibagikan kepada seluruh petani di Jawa Timur.
Tapi apa hendak dikata, rakyat setempat sudah terlanjur kecewa. Yang ada di benak mereka kini, ingat Jokowi ingat traktor diambil lagi.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩
(Agi Betha)